PALEMBANG – Barometer99.com Demi memberikan pelayanan Prima kepada masyarakat di kota Palembang PT Transportasi Global Mandiri (TGM) kembali menggelar Uji Kompetensi angkutan umum kendaraan ringan bagi Pramudi (pengemudi-red) Feeder LRT Musi Emas.
Uji Kompetensi Pramudi (UKP) bagi Pramudi Feeder berlangsung selama dua hari dan di ikuti oleh seluruh Pramudi Feeder LRT beserta karyawan PT TGM.
Direktur Utama PT TGM Suhanto melalui Projek Manager Sari Mumpuni mengatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi uji kompetensi bagi Pramudi sebagai bentuk apresiasi bagi pengemudi sudah sudah satu tahun bergabung dengan PT TGM.
“Kita menguji para Pramudi apakah mereka benar-benar mampu melayani masyarakat dan itu nantikan ada scorenya supaya memotivasi mereka apakah mereka bisa lulus atau tidak,”katanya.
Pada intinya, kata Sari, Pramudi ini melayani masyarakat jadi harus menguasai peraturan maupun dalam kenyamanan pelayanan karena dalam mengemudi siapapun bisa tapi yang mampu memberikan kenyamanan dan keamanan tidak semua maka inilah guna Uji Kompetensi Pramudi di PT. TGM.
“Mereka (Pramudi) ini kan melayani masyarakat jadi harus menguasai percakapan baik dalam undang-undang maupun dalam pelayanan masyarakat jadi mencakup banyak hal, termasuk kepandaian mengemudi. Kalau mengemudi saja semua orang bisa tapi mengemudi yang baik sesuai dengan SPM yang ditentukan itu yang menjadi fokus di Feeder ini,”ujarnya.
Dalam Uji Kompetensi ini, kata dia, Pramudi diberikan pemahaman dalam peraturan perundang-undangan sesuai dengan standar minimum agar tercipta nya layanan Prima. “Kita terus menekankan kepada Pramudi agar mengemudi sesuai dengan SPM, sehingga pelayanan kepada masyarakat terus di tingkatkan,”ucapnya.
Baca juga : Banyak yang Belum Tau, Ternyata Feeder Musi Emas Miliki Beberapa Fitur Canggih Ini
Sementara Pengamat Transportasi dari UNSRI Prof Erika Bukhori mengaku sangat mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh PT TGM terhadap masyarakat kota Palembang dan patut di jadikan contoh.
“Uji kompetensi ini sangat penting supaya mereka menyadari tingkat pelayanan, kalau diluar negeri ada penelitian khusus untuk pelayanan misalnya terlalu banyak penumpangnya. Jadi diluar sana setiap ada masalah transfer waiting timenya selalu di evaluasi sedangkan kita disini yah begitulah, sebenarnya yang load Faktor sampai 200 persen sudah harus tambah mobil jadi kita minta sama DPRD agar di didorong,”ucapnya.
Saat ini, kata Prof Erika, di Palembang masih ada angkutan umum yang konvensional maka sebaiknya bergabung karena dibawah naungan PT TGM sopirnya jauh lebih sejahtera. Gaji UMR,Uang transport dan uang Pulsa, BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan THR dan sebagainya.
“Kita berharap di gabung jadi satu dibina agar lebih sejahtera kehidupan sopir nya.”harapnya.