Jakarta, Barometer99.com – Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menuturkan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mendukung didirikannya Center of Russian Geographical Society (CRGS) di Indonesia, sebagai pusat kerja sama ilmiah, budaya, dan pariwisata antara Indonesia dan Rusia. Kehadiran CRGS yang diinisiasi oleh Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Rusia (PPIR) akan membawa manfaat besar serta memperkuat hubungan strategis kedua negara yang telah terjalin selama 75 tahun.
“Indonesia dan Rusia memiliki fondasi sejarah diplomasi yang kuat dan hubungan politik yang stabil. Kini saatnya hubungan itu diperluas melalui kerja sama yang berdampak langsung bagi masyarakat. CRGS merupakan wadah baru untuk memperkuat pemahaman ilmiah, budaya, dan minat wisata warga Rusia terhadap Indonesia,” ujar Bamsoet saat bertemu Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov di Kediaman Duta Besar Rusia di Jakarta, Jumat (28/11/25).
Hadir dalam pertemuan tersebut selain Bamsoet sebagai pendiri sekaligus Ketua Center of Russian Geographical Society (CRGS) di Indonesia, Suryo Susilo (Pendiri/Sekretaris), Valery Fedortsov (Pendiri/Wakil Sekretaris), Timotheus Lesmana (Pendiri/Wakil Bendahara) serta Sergei Gennadievich Tolchenov, Duta Besar Rusia dan Alexander Tamaikin, Sekretaris Kedutaan Rusia.
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 ini memaparkan, Rusia merupakan salah satu negara dengan tradisi panjang dalam eksplorasi geografi, riset lingkungan, dan dokumentasi budaya lintas benua. Integrasi pengetahuan tersebut dengan keanekaragaman alam Indonesia, mulai dari biodiversitas hutan Kalimantan, ekosistem laut Raja Ampat, hingga geopark Gunung Batur, akan menghasilkan manfaat nyata bagi riset sains, mitigasi bencana, konservasi, dan promosi pariwisata berbasis ekologi.
Data Kementerian Pariwisata menunjukkan wisatawan Rusia termasuk salah satu kelompok turis dengan tingkat lama tinggal tertinggi di Indonesia, terutama di Bali, Lombok, dan Sulawesi Utara. Tren ini menjadi bukti bahwa minat masyarakat Rusia terhadap Indonesia semakin besar dan perlu difasilitasi melalui program terstruktur dan berbasis pengetahuan.
“Wisatawan Rusia memiliki karakter petualang, menyukai alam, budaya, dan aktivitas eksplorasi. Dengan keberadaan CRGS, wisatawan dapat menemukan jalur wisata baru berupa Geo-Routes yang menghubungkan penelitian, edukasi, dan pengalaman budaya langsung bersama masyarakat setempat. Efek turunannya akan besar, mulai dari tumbuhnya pemandu lokal, homestay, hingga UMKM wisata,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia dan Wakil Ketua Umum/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, CRGS juga akan membuka peluang kerja sama akademik antara perguruan tinggi Indonesia dan lembaga pendidikan Rusia melalui skema joint research, publikasi ilmiah bersama, pertukaran mahasiswa, hingga sekolah musim panas untuk riset lapangan. Bidang riset yang diproyeksikan meliputi geomorfologi, pemetaan wilayah dengan citra satelit, perubahan iklim, penataan ruang pesisir, hingga studi keanekaragaman budaya.
Selain itu, dari sisi budaya CRGS akan menjadi sarana pertukaran pengetahuan antara komunitas kreatif, lembaga kebudayaan, penulis, dokumenteris, antropolog, hingga komunitas wisata sejarah dan etnografi.
“Dengan potensi alam yang luar biasa, posisi geopolitik yang kuat, serta minat masyarakat Rusia terhadap budaya Nusantara, Indonesia berada dalam posisi ideal untuk menjadi mitra riset dan destinasi prioritas bagi komunitas ilmiah dan wisatawan Rusia. CRGS akan menjadi ruang baru bagi kedua bangsa untuk belajar, meneliti, bekerja sama, dan saling memahami,” pungkas Bamsoet. (*)




















