Barometer99, Mataram-NTB- Arumi pasien balita berusia 14 bulan alamat desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima terlihat tengah terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB. Pasalnya, pasien tersebut diduga menjadi Malpraktek pihak Puskesmas Bolo.
Kendati kasus Malpraktek ini viral dimedia sosial, Bupati Bima Ady Mahyudi mengunjungi langsung kondisi Arumi di RSUD Provinsi NTB. Senin, 28 April 2025. Kunjungan Bupati tersebut sebagai rasa kepeduliannya terhadap korban yang sedang dirawat intensif di rumah sakit.
Andika (ayah Arumi, red) menyampaikan rasa bersyukur atas kunjungan orang nomor satu di Kabupaten Bima (bupati bima).
“Alhamdulillah, hari ini ada kunjungan dari Bupati Bima Ady Mahyudi, melihat langsung kondisi Arumi,” kata Andika (Ayah Arumi), saat dihubungi Via seluler, Senin (28/4/25).
Kunjungan Bupati tersebut untuk melihat langsung perkembangan kondisi yang dialami balita asal desa Tambe dan bupati menyampaikan rasa prihatin atas kondisi yang dialami Arumi. Dan Buapti Bima berharap kepada pihak keluarga, untuk menjadikan semua ini sebagai ujian serta cobaan dari Allah SWT.
“Bupati menyampaikan keprihatinannya atas kondisi yang dialami Arumi,” terangnya.
Tidak hanya itu, atas musibah yang menimpah putri Keduanya, Bupati Bima juga memberikan bantuan untuk biaya kebutuhan Arumi.
“Selain itu, Bupati juga menyerahkan bantuan pada kami, untuk tambahan biaya kebutuhan Arumi,” pungkas Andika.
Seperti informasi yang diberitakan sebelumnya, seorang balita berusia 14 bulan bernama Arumi terancam kehilangan tangan kanannya setelah diduga menjadi korban malapraktik di Puskesmas Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Arumi kini tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, Mataram, dengan kondisi yang semakin memprihatinkan.
Dokter yang menangani Arumi telah merekomendasikan amputasi tangan kanan untuk mencegah penyebaran infeksi. “Berdasarkan hasil laboratorium, infeksinya sudah parah. Agar tidak menjalar ke organ lain, dokter menyarankan amputasi,” ujar ayah Arumi, Andika, Kamis (24/4/2025).
Andika mengaku sempat meminta penundaan operasi sejak hasil laboratorium keluar pada Selasa (21/4/2025). Ia masih berharap keajaiban akan datang. “Saya minta waktu dua sampai tiga hari. Ingin bermusyawarah dengan keluarga dulu,” ucapnya lirih.
Menurut Andika, kondisi Arumi tak menunjukkan perbaikan. Infus pun kini dipasang di dada karena tangan dan kaki tidak lagi memungkinkan untuk dipakai. “Tidak ada perkembangan. Infus dipindahkan ke dada,” tambahnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Bima pada Senin (21/4/2025). Polisi menyelidiki dugaan malapraktik setelah keluarga Arumi kecewa atas tindakan perawat Puskesmas Bolo yang memasang infus hingga menyebabkan pembengkakan dan nanah di tangan anak mereka.
“Padahal awalnya hanya batuk dan demam. Tapi setelah infus dipasang, tangan anak itu bengkak dan bernanah,” ungkap Kasat Reskrim Polres Bima, AKP Abdul Malik. (Red).