Berita  

Diduga terjadi sistem Monopoli Kapalan di Pelabuhan, Pengusaha Jagung: Kasus ini Sudah setiap tahun terjadi di Pelabuhan Bima

Baromete99, Bima-NTB- Ditengah masyarakat menjerit menghadapi harga jagung yang setiap hari menurun, rupanya ada dugaan monopoli yang terjadi di Pelabuhan Bima. Pasalnya, dugaan bisnis jagung tersebut terjadi sistem monopoli di pelabuhan di bima lebih khususnya bagian perkapalan yang angkut jagung.

Dari informasi yang dihimpun oleh media Barometer99.com, seorang pengusaha di Bima yang tidak ingin dicantumkan namannya membenarkan peristiwa dugaan terjadinya monopoli di bagian kapalan di Pelabuhan Bima

Kendati demikian, apabila pelabuhan bima tidak dilakukan pengaturan ritme sandar bergantian, maka akan ada gudang yang penuh dan tutup. Apabila ini terjadi imbasnya nanti adalah pada masyarakat itu sendiri. Kenapa bisa berimbas pada masyarakat, jika gudang tutup pembelian masyarakat yang ribut dan mereka mau jual jagungnya dimana lagi?

BACA JUGA :  Wakapolda Sumsel : Komitmen Personel dan Pimpinan Guna Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat

Dikatakannya, jika gudang-gudang di bima sudah penuh dan masyarakat ingin jual jagungnya di wilayah Dompu harus mengeluarkan ongkos sewa mobil yang mahal

“Biaya sewa mobil yang muat jagung kurang lebih Rp1- 2 juta jika masyarakat menjual di wilayah Dompu, apalagi kalau jual ke sumbawa ongkos sewa mobil bisa sampai 3 juta,” terangnya.

BACA JUGA :  Sasaran Fisik Utama TMMD Reguler Terus Dikebut

Kami berharap persoalan perkapalan di Pelabuhan Bima bisa diatur dengan baik agar kami bisa membawa keluar jagung dari Kabupaten Bima

“Antrian Kapal di Pelabuhan Bima diduga di dominasi dari gudang yang ada di dompu, sedangkan gudang-gudang lain di Bima maupun dompu lainnya mau mendatangkan kapal namun pihak kapal mempertanyakan antrian yang panjang sampai 1 bulan,”jelasnya.

BACA JUGA :  Gara-Gara Main Judi Slot, Seorang ANS Tega Tipu Pelanggan Melalui Aplikasi Online 

Pihak Pelabuhan Bima sebaiknya segera mencari solusin yang terbaik untuk melakukan pengaturan antrian kapal, dan pengaturan lama waktu pemuatan untuk setiap kapalnya.

Kasus ini sudah setiap tahun terjadi di Pelabuhan Bima. “Jika dibiarkan begini terus setiap tahun, kapan bisa ada solusi yang baik,” pungkasnya.

Pihak Pelabuhan belum bisa dikonfimasi oleh media sehingga berita ini ditayangkan. Dan media melakukan upaya konfirmasi. (S*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *