Pipa Pertamina EP Asset 2 Limau Bocor, Pertamina Cepat Tanggap Turun ke Lapangan

Barometer99, MUARA ENIM | Lima pekarangan rumah warga Desa Tanjung Terang, Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim digenangi dan tercemar oleh bocornya pipa minyak mentah milik PT Pertamina EP (PEP) asser 2 Limau. Diketahui, walaupun tidak ada korban jiwa dan saat ini, pihak PT Pertamina EP (PEP) Asset 2 Limau sudah membersihkan dan memperbaiki pipa yang bocor tersebut. Namun minyak tersebut sempat menggenangi pekarangan, sumur, tanam tumbuh dan kolam ikan warga setempat hingga kelima warga yang terdampak bocornya pipa minyak mentah tersebut yakni Nukman (55), Albet (30), Kuila (46), Malawani (45) dan Heri Adlansyah (32) harus mengalami kerugian materil.

Diungkapkan Sulina (85), kejadian tersebut diketahui berawal saat dirinya hendak melaksanakan sholat subuh. Begitu keluar rumah hendak mengambil wudhu di sumur, ternyata di perkarangan rumahnya sudah dipenuhi minyak mentah.

“Kita mengetahuinya kisaran waktu subuh, ketika itu saya keluar rumah hendak wudhu. Lalu saya menimba air di sumur, dan ternyata airnya berwarna hitam dan bau minyak sehingga putuskan tidak mengambil air dan kembali ke rumahnya,” ungkapnya, Jum’at (10/12/2021) pada awak media.

Sementara, Camat Gunung Megang Ardiansyah S.Sos, didampingi Babinsa Koramil 404-02 Gunung Megang mengatakan bahwa kejadian kebocoran pipa tersebut terjadi pada tanggal 20 November 2021 malam. Kemudian dilaporkan oleh oknum perangkat desa dengan pihak PT Pertamina EP tanpa sepengetahuan pihak kecamatan dan pihak terkait.

“Terkait kebocoran ini tidak ada lapiran ke kecamatan. Namun, berselang tiga pekan kemudian, pihak kecamatan Gunung Megang dan pihak terkait mendapatkan informasi dari masyarakat dan ketika dilakukan pengecekan ternyata kejadian tersebut memang benar adanya,” ujarnya.

BACA JUGA :  Terbakar Api Cemburu, Akhirnya Justru Membawanya Mendekam di Polsek Lawang Kidul

Ditambahkan Ardiansyah S.Sos, bahkan secara tidak sengaja pihaknya memergoki pihak PT Pertamina Limau sedang bermusyawarah dengan warga setempat tepatnya di rumah warga yang terkena limbah minyak mentah sebelumnya.

“Perangkat desa dan Pertamina jangan tidak berkoordinasi dengan pihak kecamatan, pihak koramil, pihak polsek. Ini buktinya kalau perangkat desa langsung koordinasi ke pihak pertamina sehingga permasalahannya berlarut-larut, setelah heboh baru berkoordinasi ke kecamatan, koramil dan polsek,” kata Camat Gunung Megang.

Dikatakan Ardiansyah, S.Sos juga, bahwa dirinya sangat menyayangkan perangkat desa dan pihak Pertamina yang tidak berkoordinasi dengan pihak Kecamatan, Koramil dan Polsek Gunung Megang terkait bocornya pipa minyak mentah milik PT Pertamina EP (PEP) Asset 2 Limau yang terjadi pada tanggal 20 November 2021 lalu. Meski minyak mentah yang tumpah telah menggenangi perkarangan rumah, kolam, tanam tumbuh dan sumur milik warga telah dibersihkan, perangkat desa dan pihak PT Pertamina EP (PEP) Asset 2 Limau harus berkoordinasi setidaknya dengan pemerintah kecamatan dan nantinya kecamatan akan menyampaikan ke Koramil dan Polsek Gunung Megang. Jangan sampai kejadian seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, akibat kebocoran pipa minyak menyebabkan ada warganya yang celaka.

“Saya minta kedepan baik perangkat desa maupun pihak PT Pertamina EP (PEP) Asset 2 Limau untuk berkoordinasi. Jangan ada korban dan tidak bisa selesai baru meminta bantuan pihak kecamatan atau Bupati. Terkait permasalahan yang terjadi kiranya diselesaikan secapatnya dan kekeluargaan,” tegasnya.

BACA JUGA :  Pelepasan Siswa-Siswi SMK Mutiara Tanjung Enim

Sementara itu, Adam selaku Humas PT Pertamina EP (PEP) Asset 2 Limau, menjelaskan bahwa untuk prihal permasalahan tersebut dalam penyelesaian antara pihak perusahaan dengan warga tidak ada permasalahan. Pada intinya hanya miss komunikasi. Pihak perusahaan sudah berkordinasi dengan pemerintah desa dan pemerintah desa lah yang berkoordinasi dengan pihak pemerintahan kecamatan sehingga kami tidak ada komunikasi ke camat dan sejauh ini aman.

“Terkait apa yang menjadi tuntutan lima warga yang terdampak yakni tanam tumbuh dan sumur, kata dia, pihaknya sudah melakukan penyelesaian. Hak-hak warga sudah kita penuhi. Semuanya sudah selesai tinggal administarasi saja,”pungkasnya.

Team Media Barometer99 dan Aktivis lingkungan (Serasan Hijau) mencoba mencari informasi dengan datang langsung menemui pihak perusahaan yang diwakili oleh Manajemen PT Pertamina EP Asset 2 Limau, (15/12/21) di kantor Legal dan Humas PT Pertamina.

Disambut oleh Nurseila Officer Commrel & CID PT Pertamina, menjelaskan bahwa sudah ada dari pihak Manajemen langsung turun ke lapangan setelah menerima laporan warga bahwa terjadi kebocoran pipa Pertamina.

“Jelas kami tidak tinggal diam setelah ada pipa Pertamina yang bocor di desa Tanjung Terang Kecamatan Gunung Megang, kami langsung menurunkan team untuk melakukan pembersihan di lapangan dengan korban yang terdampak yaitu sebanyak lima rumah warga di RT 03 Dusun 05”, Kata Nurseila.

BACA JUGA :  Bersinergi Dengan Jurnalis, Bukit Asam Gelar Virtual Workshop

“Jelas permasalahan ini dengan warga yang terdampak kami langsung menemui ke rumah masing-masing, warga juga menuturkan berupa kerusakan dan kerugian yang dialami, dan team juga sudah memberikan pertolongan pertama berupa bahan sembako untuk sementara sebelum ada win-win solusi dari kedua belah pihak terkait jumlah materil yang harus di ganti dari pihak Pertamina akibat dampak dari bocornya pipa yang ada di desa Tanjung Terang”, dijelaskan Nusreila.

Ditambahkan Papin Robertus Nadapdap staff LR “bahwa kami sudah lima kali mendatangi rumah warga yang terdampak akibat genangan minyak mentah dari PT Pertamina EP asset 2 Limau, berupa bahan sembako, air bersih dll, mengenai kerugian materil yang di alami warga itu saya tidak bisa memutuskan berapa jumlah nominal yang harus di keluarkan, saya juga harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak manajemen”, Terang Papin.

“Pada pertemuan selanjutnya sudah terjadi negosiasi dengan kelima warga yang terdampak, dan alhamdulillah sudah deal dengan salah satu warga yaitu sebesar Rp 23.000.000,- , dan dari ke empat warga tersebut belum menemui kata sepakat sampai hari ini. Kami dari pihak perusahaan pasti dengan terbuka menerima masukan dari masyarakat yang terdampak dan juga terus berkoordinasi dengan pihak desa ataupun kecamatan”, tutup Papin.

Laporan Palendra & Fitra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *