Malang  

Karnaval Budaya “All In Gampingan” Tampilkan Keberagaman Nusantara, Donatur Dorong Pembangunan Jalan Lingkar

Malang, Barometer99.com – Desa gampingan Sabtu (11/10/2025) malam itu, Desa Gampingan, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, menjelma menjadi panggung terbuka yang memancarkan semangat budaya dan kebersamaan. Suara musik menggema, cahaya panggung kendaraan menari di udara, dan ribuan penonton tumpah ruah menyaksikan perhelatan Karnaval Budaya “All In Gampingan”  sebuah ajang yang telah menjadi ikon kebanggaan warga setempat.

Karnaval ini bukan sekadar parade budaya dalam peringatan HUT RI ke-80. Di balik gegap gempitanya, terselip kisah tentang gotong royong, kepedulian sosial, dan impian besar membangun masa depan desa.

Camat Pagak, Drs. Sugeng Hari Susanta, M.M., tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menyebut karnaval budaya ini bukan hanya acara desa, tetapi telah berkembang menjadi kegiatan berskala nasional bahkan menarik perhatian wisatawan mancanegara.

“Kegiatan ini berjalan baik berkat kolaborasi semua pihak pemerintah, masyarakat, panitia, hingga dukungan TNI-Polri. Bahkan ada warga negara asing yang menetap sementara di Gampingan hanya untuk mengikuti dan menikmati suasana harmoni budaya ini,” ujarnya dengan senyum lebar.

Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan acara ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Gampingan mampu mengelola kegiatan besar dengan tertib dan berdaya tarik tinggi. Selain menampilkan karnaval, kegiatan juga diwarnai aksi sosial berupa santunan anak yatim, hasil sinergi para pengusaha, pemilik sound system, anggota dewan dan donatur utama desa.

Kepala Dusun Krajan, Kusmariyanto, yang mewakili Kepala Desa Gampingan, menyampaikan bahwa kegiatan “Son Horeg”  sebutan khas warga untuk karnaval budaya ini telah digelar untuk ketiga kalinya dan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu.

“Antusiasme masyarakat luar biasa. Jalanan penuh sesak, parkiran meluber, dan banyak yang akhirnya harus berjalan kaki untuk bisa sampai ke lokasi. Tapi semua tetap tertib dan gembira. Ini bukti semangat kebersamaan warga Gampingan,” tuturnya.

Ia berharap semangat yang terbangun dalam kegiatan ini dapat memperkuat rasa persaudaraan dan menjaga kerukunan antarwarga.

“Kita jaga kekompakan dan persaudaraan ini agar tahun depan bisa kembali berkumpul dalam suasana yang sama,” imbuhnya.

Di tengah euforia pesta budaya itu, donatur tetap Desa Gampingan, H. Rofi’i Iswahyudi, menyampaikan gagasan besar yang melampaui perayaan malam itu: rencana pembangunan jalan lingkar Gampingan. Proyek ini, katanya, bukan sekadar urusan infrastruktur, melainkan kebutuhan strategis yang akan membawa banyak manfaat bagi warga dan dunia pendidikan di sekitar desa.

“Kami sudah mengajukan pembangunan jalan lingkar yang akan menghubungkan jembatan hingga kawasan SMA Taruna Nusantara. Tujuannya untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi, termasuk saat acara besar seperti ini,” ungkapnya.

Ia menuturkan, keberadaan SMA Taruna Nusantara Gampingan, cabang dari Magelang yang berdiri sejak 2024, telah membawa dampak positif bagi pendidikan dan ekonomi masyarakat. Karena itu, ia berkomitmen menjalin kerja sama dengan Bupati Malang, Dr. H. M. Sanusi, M.M., serta pihak sekolah TNI untuk mempercepat realisasi rencana tersebut.

“Kami sudah siapkan lahan sekitar enam hektare dengan pembebasan tanah dari 12 petani. Harapannya, proyek ini bisa didukung hingga ke tingkat pusat, terlebih kepada bapak Presiden, karena ini menyangkut kepentingan banyak orang,” ujarnya penuh harap.

Kegiatan “All In Gampingan” tahun ini menjadi simbol nyata bagaimana kekuatan budaya, sosial, dan semangat pembangunan bisa bersatu. Pemerintah kecamatan, perangkat desa, TNI-Polri, hingga relawan keamanan dari Linmas semua bahu-membahu menjaga jalannya acara hingga tuntas tanpa hambatan berarti.

Di penghujung malam, sorak-sorai penonton perlahan reda, namun semangat kebersamaan itu tetap menggema. Gampingan bukan hanya menampilkan pesta budaya, tetapi juga menyalakan harapan baru: harapan akan desa yang maju, harmonis, dan berdaya saing.

Karnaval boleh usai, tetapi gema kebersamaan itu akan terus hidup — di hati warga Gampingan yang percaya, bahwa budaya dan pembangunan bisa tumbuh dalam satu harmoni.

Penulis : Ratri

Exit mobile version