Jakarta, PusatBarometer99.com – Aksi demo damai kembali terjadi di Kawasan Silang Selatan, Monas Jakarta Pusat, Senin (15/09/2025) yang di selenggarakan aliansi Gerakan Rakyat untuk Damai (Garuda) dengan kekuatan massa aksi 2.000 orang.
Koordinator aksi, Rifai Salamohoda, menyampaikan bahwa dalam aksinya, massa menegaskan lima tuntutan utama kepada pemerintah terkait situasi sosial dan politik yang memanas beberapa hari terakhir.
“Lima poin tuntutan ini merupakan bentuk respons atas kerusuhan anarkis yang terjadi sejak 25 hingga 30 Agustus 2025, yang dinilai merusak fasilitas negara dan menimbulkan keresahan sosial.”tandasnya.
Lanjutnya, lima tuntutan kami, yang sudah disampaikan oleh tokoh lintas agama yang hadir hari ini, intinya menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme. Kami meminta pemerintah untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi bangsa.”tegas Rivai
Adapun lima tuntutan demo sebagai berikut: 1. Menolak segala bentuk kekerasan dan anarkisme yang dapat memecah belah bangsa.
2. Menjaga stabilitas sosial dan keamanan nasional, agar negara tetap kondusif.
3. Melindungi stabilitas ekonomi dari dampak negatif kerusuhan yang dapat mengusir investor.
4. Menghargai aspirasi masyarakat secara damai dan terbuka, tanpa provokasi yang menyakitkan.
5. Menyediakan ruang dialog dan audiensi resmi antara massa aksi dan pemerintah, khususnya pihak Istana Negara.
aksi ini merupakan gabungan dari mahasiswa, ormas Islam, dan tokoh lintas agama Katolik, Hindu, Buddha, dan Kristen. Mereka bersama-sama menyuarakan pesan damai dan persatuan dalam bingkai keberagaman.
“Kami menolak propaganda dan kekerasan yang muncul dari berbagai kelompok yang ingin memecah belah bangsa,”tambah Rifai.
“Kami menunggu pihak Istana untuk menerima aspirasi kami. Jika tidak diterima, kami akan tetap bertahan dengan damai sebagai bentuk keseriusan kami menyampaikan tuntutan,” ujar Rifai.
Salah satu salah Tokoh agama dan Pemuda, Yusri Albima, Ketua DPN AMBI dalam orasinya menyampaikan, Di Negera Demokratis, Rakyat harus Kritis tapi tidak bolek Anarkis.
Dalam Teori Demontrasi atau Aksi Unjuk Rasa, Aksi Massa menyampaikan aspirasi selalu damai. Namun ketika Aksi dihadapi dengan Represi dan Arogansi Aparat, maka pasti berujung Anarki untuk melawan segala bentuk Arogansi dan kesewenang-wenangan.
“Mari kita kritisi Pemerintah dengan hal-hal yang konstruktif. Wajib Kritis, tidak boleh Anarkis. Kita Jaga Jakarta, Kita Jaga Indonesia dan kita Kawal Pemerintahan Prabowo Subianto sampai akhir.”Imbuhnya dengan penuh semangat.
Usai berorasi para Tokoh Agama dan massa sepakat dan menanda tangani,
“Petisi Tanda Tangan”
“Tolak Anarkisme & Provokasi” yang akan di serahkan ke Istana Presiden. (*)