Berita  

Saat Kebenaran Menyergap Dari Belakang

Barometer99.com Di satu hari yang biasa-biasa saja, kebenaran datang bukan dari podium, bukan dari layar, tapi dari selembar demi selembar ijazah asli yang dibawa sendiri oleh Presiden ketujuh RI, Jokowi – dari SD sampai UGM. Bukan untuk pamer, tapi untuk membungkam.

Mereka yang selama ini menabuh genderang “palsu”, menyebar hasutan, membangun opini dari dugaan yang mereka sumpahi sebagai kebenaran, kini mulai menoleh ke belakang dengan ketakutan. Karena dari sanalah kenyataan menyergap diam-diam. Bukan dengan amarah, tapi dengan bukti.

Para pemburu liar itu, yang merasa sedang menunaikan tugas suci untuk membongkar dusta, ternyata malah menggali lubang fitnahnya sendiri. Mereka tak lagi menghitung hari, karena menit pun terasa mewah sebelum surat panggilan datang mengetuk pintu untuk membuat mereka meringkuk dalam ruang pengap konsekuenai hukum.

Ini bukan sekadar soal ijazah, tapi tentang keberanian menghadapi fitnah dengan kepala tegak, tentang membela diri tanpa harus membalas dengan liar. Jokowi tidak berdalih, tidak pula berkelit. Dia datang, diam-diam, menghajar dengan bukti.

Dan kita, publik, menyaksikan satu pelajaran besar: bahwa kadang yang harus dibuktikan bukan kebenaran, tapi betapa mudahnya orang mencaci tanpa malu. Dan kadang, yang paling bisinglah yang paling takut bila akhirnya harus diam di hadapan kenyataan.

Jangan buru-buru tepuk tangan. Jangan pula makin kalap. Ini baru bab pembuka dari pertanggungjawaban panjang.

(Ril/Red)

Exit mobile version