Palembang, Barometer99.com – Personil Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) melaksanakan kegiatan pembinaan rohani dan mental (Binrohtal) rutin setiap hari Rabu setelah Apel pagi. Pembinaan rohani dan mental (Binrohtal) sebagai wadah unuk membentuk karakter Anggota Polri menjadi lebih humanis, sehingga Citra Kepolisian di mata masyarakat di pandang lebih baik. Rabu (23/07)
Sebagai Penceramah adalah Ustad Sabtudin,S.Sos. Dan Pembacaan surah Yasin Bripda Syahrul dengan pembawa acara Bripda Niko
Terpisah Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya ,SIK ,MH mengatakan
Kegiatan pembinaan rohani dan mental ini di laksanakan di tempat yang sudah di tentukan, untuk yang beragama islam di Masjid Assaadah Mapolda Sumsel Kegiatan binrohtal di ikuti oleh, para perwira staf, serta seluruh perwakilan personil satker Polda Sumsel
Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan karakter anggota polri khususnya anggota personil Polda Sumsel menjadi lebih Humanis dan juga meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, yang mana dengan di laksanakan kegiatan ini maka moral serta kelakuan yang buruk bisa menjadi lebih baik guna meningkatkan pelayanan serta mewujudkan Polri untuk masyarakat tandas Alumni Akpol 97 ini,kepada insan pers Rabu 23 juli 2025 sore
Sementara itu dalam tausiyahnya ustad Sabtudin menjelaskan Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana dinukil oleh Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad, Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah berpendapat bahwa tipe manusia dapat dibagi dalam empat kelompok besar yakni
Pertama,
Jadikan Segala Aktivitas Bernilai Ibadah
رَجُلٌ لاَ لِسَانَ لَهُ وَلاَ قَلْبَ وَهُوَ العَاصِى العَبِيّ
Yaitu kelompok manusia yang tidak berlidah dan tidak berhati merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka janganlah kita sampai tergolong seperti mereka, apalagi berteman dengannya. Golongan inilah yang lazim disebut dengan kaum munafik. Karena apa yang mereka kerjakan penuh dengan kepalsuan jelasnya
Kedua,
رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلاَ قَلْبٍ فَيَنْطِقُ بِالْحِكْمَةِ وَلَايَعْمَلُ بِهَا يَدْعٌو النَّاسَ اِلَى اللهِ تَعَالىَ وَهُوَ يَفِرّ مِنْهٌ
Yaitu golongan yang memiliki lisan tetapi tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun tidak mengamalkannya. Bahkan mereka mengajak orang-orang untuk menuju Allah swt. Tetapi mereka sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syekh Abdul Qadir mewanti-wanti kepada jangan sampai terbujuk keindahan rangkaian kata yang dapat membakarmu bahkan dapat pula kebusukan hatinya membunuhmu. Masuk dalam kategoni ini juga bahwa, zaman sekarang banyak penceramah dan pendakwah yang mengajak kepada satu kaum sambil menyesatkan dan menerakakan yang lainnya tegasnya
Ketiga,
رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ وَهٌوَ مُؤْمِنٌ سَتَرَهُ اللهُ تَعَالَى عَنْ خَلْقِهِ وَبَصَرِهِ بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ وِنَوَّرَ قَلْبَهُ وعَرَّفَهُ غَوَائِلَ مُخَالَطَةِ النَّاسِ وَشُؤْمِ الكَلاَمِ وَهُوَ وَلِيُّ اللهِ تعالى مَحْفُوْظٌ فى سِتْرِ الله تعالى
Yaitu kelompok yang memiliki hati tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah swt dari orang lain. Allah selalu menjaga matanya dengan perasaan hina akan dirinya sendiri. Dan kepada kelompok inilah Allah memberikan cahaya ke dalam hatinya, sehingga mereka mengerti dampak bergumul dengan sesama manusia serta bahayanya banyak berbicara. Mereka inilah para kekasih Allah swt yang selalu disembunyikan dari melihat kemewahan dunia.
Keempat,
رَجُلٌ تَعَلَّمَ وَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِعِلْمِهِ وَهُوَ الْعَالِمُ بِالله تعالى وايَاتِه اسْتَوْدَعَ اللهُ قَلْبَهُ غَرَائِبَ عِلْمِهِ وَشَرّحَ صَدْرَه لِقَبُوْلِ الْعُلُوْم
Yaitu orang-orang yang belajar, mengajar serta beramal dengan ilmunya. Inilah kelompok yang mengerti kebesaran Allah swt. Oleh karena itulah Allah selalu menitipkan berbagai ilmu dan pengetahuan ke dalam hati mereka. Maka kita harus selalu mendekatkan diri kepada kelompok terakhir ini, jangan sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya ucapnya
Dari isi ceramahnya empat macam golongan manusia hasil pengkelompokan Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan yang matang. Mengingat beliau sebagai seoang sayyidul auliya yang mengetahui dengan persis karakter manusia-manusia yang dicintai maupun yang dibenci Allah swt.
Dalam penjelasan
Selanjutnya Syaikh Abdul Qadir menutup nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah penekanan yang berbunyai:
اِعْلَمْ اَنَّ أَصْلَ الزُّهْدِ الإِجْتِنَابُ عَنِ الْمَحَارِمِ كَبِيْرُهَا وَصَغِيْرُهَا وَاَدَاءُ جَمِيْعِ الْفَرَائِضِ يَسِيْرُهَا وَعَسِيْرُهَا وَتَرْكُ الدُّنْيَا عَلىَ اَهْلِهَا قَلِيْلُهَا وِكَثِيْرُهَا
Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud adalah menjauhi berbagai hal-hal yang dilarang, diharamkan Allah swt, baik yang besar maupun kecil. Dan menjalankan berbagai kewajiban baik yang mudah maupun yang susah. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para ahlinya.
Diakhir ceramah ustd Sabtudin mengajak Personil untuk mengintrofeksi diri kita sendiri, termasuk ke dalam kelompok manakah diri kita ini. Janganlah kita menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yang buruk. Seperti suka menyesatkan, membid’ahkan, mengkafirkan, dan menerakakan kelompok lain. Karena menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu keburukan sendiri tandasnya
(Ril/Red)