Ditengah Retreat, Bupati Al-Farlaky Peduli Korban Terkaman Buaya

PEUREULAK, Barometer99.com Bupati Kabupaten Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky menunjukkan kepeduliannya terhadap musibah yang menimpa salah seorang warga di Gampong Lubok Pempeng, Kecamatan Peureulak. Seorang pria bernama Iskandar bin Abdurrahman Saman (32), petani asal Dusun Lubuk Indah, meninggal dunia setelah diterkam buaya saat mencari kerang air tawar (pempeng) di aliran sungai setempat, Rabu 25 Mei 2025.

Meski sedang menjalani agenda retreat kepala daerah di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, tetap memberi perhatian khusus terhadap insiden tersebut.

“Saya telah mengutus Kadis Dinas Sosial untuk menyerahkan bantuan masa panik kepada keluarga korban. Ini bentuk kepedulian dan solidaritas agar keluarga sedikit ringan beban yang sedang berduka,” kata Bupati Al-Farlaky.

Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok seperti minyak goreng, telur, mi instan, serta titipan santunan uang duka dari Bupati. Bantuan itu diantar langsung oleh Plt. Kepala Dinas Sosial Aceh Timur, Jamal, pada Minggu (22/6/2025) dan diterima oleh istri almarhum, Chairani.

Turut hadir dalam penyerahan bantuan tersebut Keuchik Gampong Lubok Pempeng beserta perangkat desa, perwakilan dari BKSDA Aceh, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, serta unsur pilar sosial seperti SDM PKH dan TKSK Peureulak.

Minta BKSDA Segera Bertindak

Merespons insiden ini, Bupati Al-Farlaky juga meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh segera turun tangan menangani kasus serangan buaya yang telah meresahkan masyarakat.

“Kami minta BKSDA segera mengambil langkah penanganan dan pencegahan, termasuk evakuasi satwa liar bila membahayakan keselamatan warga,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Aceh Timur akan berkoordinasi dengan aparatur desa dan pihak terkait untuk mendata kawasan rawan konflik manusia dan satwa, serta meningkatkan edukasi kepada masyarakat.

Bupati menyebutkan, akibat ancaman predator sungai ini, aktivitas warga dalam mencari kerang hijau (pempeng) terganggu. Bahkan, selain menghambat mata pencaharian, serangan buaya dapat berujung pada hilangnya nyawa.

“Krueng Peureulak merupakan salah satu kawasan yang kaya akan kerang air tawar. Kita ingin masyarakat bisa mencari nafkah dengan aman, tanpa mengganggu habitat satwa. Di sinilah pentingnya peran BKSDA,” ujar Bupati.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat beraktivitas di sekitar sungai yang diketahui merupakan habitat buaya.

“Keselamatan warga adalah prioritas. Kita tentu prihatin atas kejadian ini dan berharap tidak terulang kembali,” demikian tutup Al- Farlaky.

(Ril/Red)

Exit mobile version