Berita  

Aggota DPRD NTB Desak Pemprov dan Pemda Prioritaskan Solusi Kerusakan Lahan Pasca Banjir di Wera Bima

Barometer99, Mataram-NTB-  Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima, pada 2 Februari 2025 lalu, meninggalkan sejumlah kerugian besar. Selain merusak infrastruktur secara parah, bencana ini juga menghancurkan elemen penting pendukung sektor pertanian, seperti jaringan irigasi. Akibatnya, sekitar 300 hektare lahan pertanian dilaporkan gagal panen.

Anggota DPRD NTB, Muhammad Aminurlah, menyampaikan keprihatinannya atas kerusakan yang dialami petani. “Banjir telah menghancurkan banyak lahan pertanian yang seharusnya produktif. Banyak petani kini gagal panen karena sawah mereka diterjang banjir,” ungkapnya

Politisi PAN ini menilai bahwa bencana tersebut mengungkap kelemahan signifikan dalam infrastruktur irigasi yang harus segera diperbaiki untuk mendukung pemulihan lahan pertanian. “Setelah banjir, banyak lahan pertanian berubah menjadi aliran sungai. Ini menunjukkan betapa rapuhnya jaringan irigasi kita. Tanpa perbaikan DAM dan bendungan yang memadai, bagaimana kita bisa berbicara tentang ketahanan pangan?” tegas Bang Maman nama akrab disapaannya.

BACA JUGA :  Wagub AAL Hadiri Pembukaan Lomba Renang Dankodiklatal Cup Tahun 2022

Ia juga mendesak pemerintah daerah, baik Provinsi NTB maupun Kabupaten Bima, untuk segera mengambil langkah nyata dalam membantu pemulihan pertanian di kedua kecamatan yang terdampak.

“Masalah ini sangat mendesak karena menyangkut kehidupan ratusan kepala keluarga di Wera dan Ambalawi. Pemerintah harus hadir untuk membantu mereka,” tambahnya.

Bang Maman juga mengkritik lambannya respons dari pemerintah daerah terhadap kerusakan yang dialami para petani. “Hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari Bupati Bima maupun Gubernur NTB. Seolah-olah kerugian yang dialami petani ini tidak dianggap penting. Padahal mereka sangat membutuhkan solusi dan bantuan segera,” ujarnya.

BACA JUGA :  Korem 071/Wijayakusuma Gelar Rapat Anggota Luar Biasa Primkop Kartika A-01 Wijayakusuma

Politisi ini menekankan bahwa tanpa intervensi cepat dan serius, para petani akan kesulitan untuk kembali menggarap lahan mereka.

“Jika lahan mereka rusak dan tidak bisa ditanami lagi, lalu mereka mau makan apa?” tanyanya dengan nada retoris.

Banjir bandang yang melanda Kecamatan Wera dan Ambalawi pada awal Februari lalu tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik yang luas, tetapi juga menimbulkan korban jiwa. Bencana ini juga merusak fasilitas umum, menghancurkan jaringan irigasi, dan menyebabkan kerugian materi yang sangat besar akibat luapan sungai dan tanah longsor. (Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *