Barometer99, Mataram-NTB- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) angkat bicara terkait stok pangan beras dalam mengantisipasi musim kekeringan.
Ketersediaan stok pangan beras pada musim kekeringan untuk kebutuhan masyarakat NTB harus memadai.
Anggota DPRD NTB Abduh Rauf dari Fraksi Demokrat pada saat dikonfirmasi media di kantornya, Senin, 12/8/24 mengatakan import beras di NTB kalau mengacu pada peristiwa sebelumnya karena kita tidak mengontrol keluarnya beras lokal kita ke sejumlah daerah sehingga ketersediaan kita di dalam justru tidak terjaga sehingga akhirnya pada saat kita butuhkan justru akhirnya kita yang harus menerima beras impor.
Kendati hal tersebut, dikatakannya, untuk memastikan stok pangan pada musim kekeringan tersebut kita harus meminta Dinas Ketahanan Pangan untuk menghitung kebutuhan daerah. Jadi untuk sekian musim itu harus dipastikan berapa kebutuhan stok beras dalam daerah sehingga tidak ada yang meleset dan harus sesuai dengan target.
“Jangan sampai ada keluar lagi gabah kita maupun beras yang tidak terkendalikan,” ujar Abdul Rauf anggota DPRD NTB terpilih kembali pada Pileg tahun 2024 dari Fraksi Demokrat.
“Kalau beras kita mencukupi tidak perlu kita menerima beras impor karena ketersediaan beras kita ada/mencukupi,”lanjutnya.
Untuk peristiwa sebelumnya, dijelaskannya, oleh karena ada alasan harga gabah tinggi masyarakat petani merasa untung, tapi masyarakatnya merasa untung hanya sementara saja.
“Tahun ini kami akan coba berkoordinasi dengan Organiasai Perangkat Daerah (OPD) bagian teknis untuk memastikan semua kebutuhan beras dalam daerah,”pungkasnya.
Badan Urusan Logistik (Bulog) Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan stok pangan di daerah ini aman hingga Maret 2025.
Sampai saat ini stok yang ada di Perum Bulog NTB mencapai 62.000 ton setara beras termasuk jagung sebanyak 62.000 ton. Terlebih pemerintah juga melakukan pengadaan jagung di NTB.
Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog NTB, Raden Guna Dharma, mengatakan, ketersediaan stok pangan yang sangat memadai ini akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat NTB. Dalam mengantisipasi kekeringan dan kerawanan pangan, Bulog NTB tetap melakukan pengadaan meski di musim gaduh saat ini.
“Kita tetap mengadakan pengadaan beras maupun gabah dengan skema komersial. Walaupun sekarang harga gabah sudah naik maka tidak mungkin kita menggunakan harga acuan pemerintah (HAP) ataupun Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Jika kita gunakan harga itu maka harga tidak akan terkontrol,” katanya pada saat di wawancara di sela-kegiatan Tenis Open 2K24 Bulog Next.
Sementara Pinwil Bulog NTB Awang mengatakan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, Bulog NTB menggunakan skema komersial dalam membeli gabah petani. Saat ini harga gabah sudah berada di angka Rp 7.500 maka itupun dibeli oleh Bulog untuk cadangan stok di NTB.
“Kita ingin petani juga sejahtera, jadi kita di Bulog NTB membeli gabah petani dengan harga komersial,” ujarnya Bulog NTB, lanjutnya, ditugaskan untuk bantuan pangan, SPHP. Dan diharapkan pada panen awal tahun Bulog bisa menyerap kembali.
Untuk itulah masyarakat diminta agar tidak panik buying mengingat stok pangan tersedia di gudang-gudang Bulog NTB hingga 8 bulan ke depan atau Maret 2025.
“Kita setiap hari melakukan operasi pasar dengan Dinas Ketahanan Pangan. NTB tahun 2024 ini, aman-aman untuk stok pangan. Jadi kita harap tidak ada beras impor masuk ke NTB, lebih baik pengadaan dalam negeri,” tandasnya.
“Masyarakat juga ga usah khawatir jangan panik buying karna stok pangan kita aman hingga Maret 2025,” pungkasnya. (S*).