Berita  

Jeritan Tangis Petani Di Bima Anjloknya Harga Jagung, Masa Aksi: Pj Gubernur NTB Dan Pemda Bungkam!

Barometer99, Bima-NTB- Anjloknya harga jagung menjelang musim Panen Raya menjadi buah bibir para petani. Bagaiamana tidak, harga jagung sebelum musim panen mengalami kenaikan sangat signifikan hampir 10 ribu per kilogram.

Masa aksi dari Serikat Rakyat Merdeka (SRM) melakukan aksi solidaritas terhadap anjloknya harga jagung yang dialami oleh para petani.

Serikat Rakyat Merdeka (SRM) merupakan masa aksi yang tergabung dari dua organisasi yaitu, Forum Komunikasi Mahasiswa Madapangga (FOKMMA) dan Himpunan Mahasiswa Monggo (HMM).

Anjloknya harga jagung ini bukan hanya dialami oleh para petani di tahun ini saja. Tapi, setiap tahun petani mengalami hal yang sama.

Masa aksi menuding Pj Gubenur NTB dan Pemerintah Daerah Bima Bungkam terhadap anjloknya harga jagung ini.

Dengan anjloknya harga jagung ini mencekik para petani, karena pengeluaran para petani mulai dari pembelian bibit jagung sampai panen sangat tinggi.

“Jika harga jagung mengalami anjlok (turun dratis) seperti ini petani mengalami kerugian”, tutur Fardan masa aksi dari SRM pada saat menyampaikan oransinya di cabang Kampila perbatasan desa Bolo dan desa Ncandi kecamatan Madapangga, Sabtu, 6/5/24.

Kendati demikian, menurut Fardan, semestinya harga jagung tidak anjlok pada musim panen raya. Tapi kenapa harga jagung sebelum panen harganya sangat tinggi.

“Mestinya Pj Gubernur NTB dan Pemerintah Daerah mencarikan solusi terhadap anjlok harga jagung ini bukan mendiamkan diri”, tandas masa aksi.

Fardan berharap harga jagung dibeli dengan harga 5 ribu. Dengan harga ini bisa mengimbangi pengeluaran para petani.

Jeritan para petani tidak semua orang tau. Harga bibit jagung dan pupuk yang begitu mahal. Belum lagi biaya ongkos yang lainnya. “Jika harga jagung dibeli dengan harga dibawah 5 ribu per kilogram, petani menjerit dan mengalami kerugian.

Tidak hanya itu, masa aksi juga ikut menyoroti terkait keberadaan Vendor. Fardan, menuding Vendor dianggap sebagai jembatan pembelian jagung diduga melakukan mafia pembelian jagung di masyarakat.

“Apakah salah jika petani langsung membawahkan jagung di Perusahaan dan kenapa harus melalui Vendor. Ini kan dugaan kita ada kejahatan terstruktur dan sistematis”, pungkasnya.

Keberadaan Vendor pada dua perusahaan jagung yang ada di Madapangg harus dihapuskan. “Biarkan masyarakat sendiri yang membawah jagung langsung di perusahaan untuk di jual”, tegasnya.

Mirisnya, kata Fardan, jika masyarakat ingin menjual langsung jagung hasil panen pada perusahaan, pihak perusahaan diduga menolak dan harus melalui Vendor agar jagung para petani bisa masuk pada perusahaan jagung tersebut.

“Kami mendesak dua pihak perusahaan jagung yang ada di Madapangg agar menghapus sistem Vendor”, kecamnya.

Sementara itu, Arahan dalam orasinya mengatakan, Pemda Bungkam dan menutup mata terhadap anjloknya harga jagung.

“Pemerintah daerah saat ini sudah mati hati nuraninya atas anjloknya harga jagung yang dialami oleh petani”, bebernya.

Pemerintah ditunding tidak pro terhadap masyarakatnya sendiri. Jika peduli, semestinya masalah harga jagung tidak turun setiap tahun.

Merasa kecewa terhadap aksi demontrasi tidak direspon, masa aksi melakukan aksi pemblokiran jalan bertempat di cabang Bolo desa Bolo kecamatan Madapangga Kabupaten Bima.

Aksi pemblokiran jalan hanya sebentar dan masa aksi mengancam akan melakukan aksi besar-besaran setelah lebaran idul fitri.

“Habis lebaran kami akan melakukan aksi bersama dengan masyarakat tani”, pungkasnya.

Untuk diketahui, pihak terkait belum bisa dikonfimasi karena dua perusahaan jagung saat ini sedang libur sehingga berita ini ditayangkan. (Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *