Barometer99- PALEMBANG,- Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Darwa meyakini harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Sumsel berangsur naik pasca kenaikan harga BBM. Sekadar informasi bahwa saat ini harga TBS sudah di atas Rp 2 ribu.
Kenaikan harga BBM bersubsidi ini pada dasarnya tidak terlalu berpengaruh dengan harga Sawit. Namun dengan kenaikan harga BBM bersubsidi yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 3 September lalu tentunya berpengaruh pada Operasionalnya.
“Sebenarnya kenaikan harga BBM bersubsidi ini tidak terlalu berpengaruh di TBS, tapi biaya angkutan pasti berpengaruh, hanya itu,”katanya Saat di Wawancarai di ruang kerjanya, Kamis (15/09/2022)
Dia bilang, keluarnya harga TBS di sebabkan oleh tiga Faktor hal pertama harga TBS yang di tetapkan oleh Pemerintah (TIM) seperti Dinas Perkebunan, Tim Ahli dari Akademisi, Perwakilan dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Apkasindo.
“Harga TBS yang ditetapkan oleh pemerintah hasil perhitungan TIM sesuai SOP,”ucapnya
Selain itu, ada juga harga TBS yang di sepakati antara Delivery Order (DO) dengan pabrik biasanya harganya lebih rendah dari harga yang ditetapkan oleh Pemerintah, akan tetapi perbedaannya tidak terlalu jauh.
“Ada juga harga TBS sesuai kesepakatan antara pengumpul dengan Pabrik, biasanya harganya lebih murah tapi tidak terlalu jauh perbedaannya,”jelasnya
Sementara harga TBS yang jauh lebih rendah dari ketetapan pemerintah biasanya harganya yang di dijual buat oleh Tengkulak.
“Yang jadi masalah biasanya harga tengkulak, harganya suka-suka dengan alasan mereka mengambil sendiri dari batang,”paparnya
Lanjut dia, para tengkulak menyasar kepada petani Swadaya atau petani mandiri, hasil panen petani mandiri kualitasnya tidak sesuai SOP pabrik dan biasanya tempatnya sulit untuk di jangkau. Pada akhirnya petani tergiur untuk menjual hasil sawit nya ke para Tengkulak.
“Biasanya buah dari petani mandiri lokasi yang sulit di jangkau, kebersihan dan kematengan buah belum sempurna,”urainya
Untuk itu, pemerintah selalu berupaya meminimalisir para tengkulak salah satunya merangkul petani mandiri atau petani swadaya agar mau bekerjasama dan dibina oleh Apkasindo.
“Upaya kita menekan para tengkulak ini dengan cara merangkul nya dan bentuk tim sebagai ujung tombak kita Apkasindo otomatis petani tidak akan menjual hasilnya ke Tengkulak,” tegasnya