Mataram, Barometer99.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB Abdul Ra’uf,
menyoroti kualitas beras yang tidak layak dikonsumsi oleh warga di Bima yang disalurkan oleh Bulog Bima.
Kendati demkian, beras yang disalurkan oleh Bulog Bima diduga berbau apek (busuk, red), warna kemerahan dan berkutu. Kondisi seperti itu menandakan beras tersebut tidak layak dikonsumsi.
Akibat tidak layak dikonsumsi, warga desa Rasabou Kecamatan Bolo Kabupaten Bima NTB menolak beras busuk yang disalurkan pemerintah melalui Bulog Bima.
Penolakan beras oleh warga desa Rasabou akibat tidak layak dikonsumsi tersebut mendapat dukungan langsung dari anggota DPRD NTB Abdul Ra’uf. Ia mengatakan, saya sangat mendukung langkah Pemdes dan BPD Desa Rasabou yang menolak beras tidak layak untuk dikonsumsi dari Bulog Bima.
“Ini menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap penting kesehatan”, ujar Abdul Ra’uf Anggota DPRD NTB dari Komisi II Fraksi Partai Demokrat. Ia juga menegaskan
akan mengatensi hal ini dengan Bulog NTB untuk mengetahui penyebab kondisi beras di Bima dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Penolakan beras tersebut dikuatirkan akan menimbulkan penyakit ketika dikonsumsi oleh masyarakat selaku penerima manfaat.
“Kami akan terus memantau dan memastikan bahwa bantuan pemerintah tepat sasaran dan berkualitas,” pungkas anggota DPRD NTB dua Periode Abdul Ra’uf dari Fraksi Demokrat pada saat dikonfimasi, Kamis, 18/12/2025.
Sejauh ini, dikatakannya, biasanya kami jika ada masalah untuk mendapatkan informasi atau konfirmasi, kami akan melakukan pemanggilan terhadap pihak Bulog bila situasi masih terus berkembang.
Tidak ingin masyakarat di Dapil pemilihannya mengalami hal yang serupa lagi. Ia berharap pihak Bulog harus segera memperbaiki kondisi ini bila masih ada beras yang tidak layak dikomsumsi harus ditarik.
Sementara itu, Wakil Ketua BPD Desa Rasabou, Sudirman, mengatakan, beras yang disalurkan oleh Bulog Bima berbau apek (busuk, red), warna kemerahan dan berkutu. Kondisi seperti itu menandakan beras tersebut tidak layak dikonsumsi.
“Kita kuatir beras tersebut menimbulkan penyakit. Sehingga kita tolak,” ujar Sudirman, Selasa (16/12).
Kata Sudirman, kita sudah periksa beras yang didistribusikan oleh Bulog Bima, sekitar 70 persen bau busuk, banyak kutu dan warna berubah.
“Kita tidak asal tolak, tapi sudah diperiksa kondisi beras tersebut,” tuturnya.
Ia menyampaikan, pihak Bulog Bima atau instansi terkait secepatnya menggantikan dengan beras yang bagus dan layak dikonsumsi. Hal tersebut harus dilakukan supaya penerima manfaat dapat merasakan bantuan.
“Kami minta beras busuk segera diganti dengan beras layak dikonsumsi. Supaya penerima manfaat dapat merasakan bantuan atau program pemerintah,” pinta Sudirman.
Senada dengan Wakil BPD, Kepala Desa (Kades) Rasabou, Suaidin, membenarkan beras ditolak lantaran tidak layak dikonsumsi.
“Sesuai koordinasi dengan pihak terkait, beras akan diangkut kembali,” beber Kades.
Suaidin menambahkan, secepatnya Bulog Bima menyalurkan beras yang bagus atau layak dikonsumsi. Supaya penerima manfaat bisa menggunakan atau mendapatkan haknya.
“Jumlah beras yang disalurkan sebanyak 1. 626 sak. Per saknya seberat 10 kg,” tutup Kades. (*).












