Berita  

Siswa Keluhkan MBG Tak Layak Konsumsi, SPPG Labuan Kananga Oktavia Tambora Diduga Salurkan Makanan Busuk

Bima-NTB, Barometer99.com- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Labuan Kananga Oktavia Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menuai sorotan.

Pasalnya, makanan yang dibagikan kepada siswa di sejumlah sekolah di Kecamatan Tambora diduga tidak layak konsumsi karena sudah basi dan berbau busuk.

Seorang guru SDN Kawinda To’i, berinisial SN, mengungkapkan bahwa setiap kali program MBG disalurkan, sering ditemukan makanan yang sudah basi. Kondisi tersebut telah dikeluhkan oleh para siswa dan guru di sekolah.

BACA JUGA :  Kapolda Jambi Resmikan SPPG dan Bagikan Makanan Bergizi ke Sekolah

“Nasi busuk, serta daging yang sudah mengeluarkan aroma tak sedap. Bahkan buahnya sering kita dapatkan dalam kondisi busuk,” ungkap SN saat dihubungi melalui Messenger, Kamis pagi (23/10/25).

Menurutnya, kasus makanan tak layak tersebut bukan kali pertama terjadi. Beberapa kali pihak sekolah menerima MBG dengan kondisi serupa. Bahkan, salah satu siswa dilaporkan sempat memuntahkan makanan yang dikonsumsi karena tercium aroma daging busuk.

BACA JUGA :  Tingkatkan Profesionalisme Prajurit, Lanal Cilacap Gelar Pembekalan Hukum Tindak Pidana Tertentu di Laut

“Ditempat saya ngajar banyak keluhan. Ini seringkali terjadi, bahkan tadi pagi ditemukan buah busuk di dalam paket makanan,” bebernya.

Guru-guru di SDN Kawinda To’i akhirnya mengambil langkah darurat dengan mengarahkan para siswa agar tidak memakan makanan yang tampak rusak atau berbau menyengat. Mereka juga diperintahkan untuk mengamankan dan menutup rapat tempat penyimpanan MBG setelah jam makan selesai.

Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah penerima MBG di SDN Kawinda To’i mencapai 89 siswa, terdiri dari 40 siswa laki-laki dan 49 siswi perempuan.

BACA JUGA :  Bak Pelita, Personel Satgas Pamtas Yonif 126/KC Mengajar Anak-Anak di Perbatasan Papua

Hingga berita ini diterbitkan, pihak SPPG Labuan Kananga Oktavia Tambora belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan penyaluran makanan tidak layak konsumsi tersebut.

Program MBG sendiri merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk mendukung pemenuhan gizi siswa sekolah dasar di wilayah terpencil. Namun, jika pelaksanaannya tidak memperhatikan standar kebersihan dan kelayakan pangan, program tersebut justru berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *