Berita  

PT. TAS Disebut Biang Kerusakan Lingkungan

Sulteng, Barometer99.com – Pihak perusahaan tambang nikel yang melakukan operasi produksi di wilayah desa Buleleng dan Torete, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah, yakni PT. Teknik Alum Service (TAS) terus menuai sorotan masyarakat sekitar.

Hal ini disampaikan Arlan, tokoh pemuda desa Torete, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kepada wartawan media ini, Sabtu, 4 oktober 2025.

Mulai soal tudingan menjadi biang kerusakan lingkungan, akibat menjalankan aktivitas penambangan yang tidak mengikuti kaidah pertambangan yang ramah lingkungan.

BACA JUGA :  Komnas HAM RI Soroti Dua Kasus Ponpes di Mataram, Gelar Rapat Khusus dengan Polresta

“Sehingga mengakibatkan terjadinya banjir dan longsor yang merugikan masyarakat lingkar tambang,” ungkapnya.

Ia menambahkan, belum lagi soal perampasan lahan masyarakat dan lahan adat serta lahan desa secara terstruktur dan masif dengan menggunakan tangan Kepala Desa Torete dan oknum pemerintah desa lainnya serta oknum pemerintah kecamatan Bungku Pesisir.

“Hal ini pula yang menjadikan problem sengketa agraria antar pihak perusahaan tambang dan masyarakat tak berkesudahan. Baik di desa Torete khususnya dan Morowali pada umumnya,” tuturnya.

BACA JUGA :  Tragis, Pelajar Meninggal Dunia Tenggelam di Sungai Kapuas

Selain itu, lanjut Arlan, adanya upaya-upaya adu domba antar masyarakat dengan masyarakat melalui humas-humas lokal perusahaan dengan cara memancing keributan alias memprovokasi agar ucapan maupun tindakan masyarakat berbuah kriminal dan mudah terjerat proses hukum.

“Ketika, sudah ada masyarakat yang terjerat hukum. Disinilah keberhasil pihak perusahaan tambang nikel, khususnya PT. TAS dalam membungkam mereka yang vokal dalam menyuarakan kritik dan aspirasi masyarakat,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *