dr. Yudi Fadilah Resmi Dilantik Jadi Direktur RS Muhammadiyah Palembang

Palembang, Barometer99.com – Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang resmi melantik jajaran pimpinan baru untuk periode 2025–2029. dr. Yudi Fadilah, SpPD-KKV, FINASIM, MARS, dipercaya sebagai Direktur, didampingi Yuzar, SE, MM sebagai Wakil Direktur.

Dalam sambutannya, dr. Yudi menegaskan bahwa jabatan ini bukan sekadar penghargaan, melainkan amanah besar yang harus dipertanggungjawabkan. Ia menyinggung banyaknya ucapan selamat yang tertulis di papan bunga, menurutnya belum pantas disandang sebelum amanah dijalankan dengan baik.

“Pelantikan ini adalah amanah yang sangat berat. Kami belum bisa disebut selamat, karena perjalanan ini baru dimulai. Insya Allah, kami akan berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dr. Yudi juga meresmikan ruang rawat inap standar sesuai ketentuan pemerintah. Dari total 167 tempat tidur, sebanyak 53 sudah memenuhi kriteria Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), melampaui batas minimal 40 persen yang ditetapkan.

BACA JUGA :  Jaga Kamtibmas Yang Kondusif Bhabinkamtibmas Lakukan Patroli Rutin

Tak hanya itu, ia juga memaparkan cita-cita besar agar RS Muhammadiyah Palembang berkembang menjadi rumah sakit pendidikan. Keberadaan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang menjadi peluang kolaborasi dalam bidang akademik dan riset kesehatan.

Ketua Pimpinan Muhammadiyah Palembang, Ridwan Hayaturi, menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan rumah sakit. Menurutnya, RS Muhammadiyah bukan hanya milik organisasi, tetapi juga bagian dari masyarakat.

“Rumah sakit ini milik kita bersama, milik masyarakat. Karena itu, prinsip transparansi mutlak diterapkan. Amanah ini bukan hanya tanggung jawab manajemen, tetapi juga kepercayaan yang diberikan Allah melalui masyarakat,” tegasnya.

Ridwan juga menyampaikan capaian manajemen dalam satu tahun terakhir, yakni pendapatan RS Muhammadiyah Palembang meningkat dari Rp 60 miliar menjadi Rp 77 miliar per tahun. Menurutnya, hal itu tak lepas dari kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh.

BACA JUGA :  Kapolri : Press Release Akhir Tahun Wujud Tranparansi dan Akuntabilitas Publik Terhadap Capaian Kinerja Polri

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Selatan, H. Cik Ujang, mengapresiasi kontribusi nyata RS Muhammadiyah Palembang dalam pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Rumah sakit dituntut bermutu, kompetitif, dan berorientasi pada pasien. Kami berharap RS Muhammadiyah Palembang terus meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standar nasional, sehingga pasien dapat merasakan aman, nyaman, dan cepat sembuh,” ungkapnya.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana, Dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S., juga hadir memberikan pesan penting. Ia menegaskan bahwa spirit awal perjuangan Muhammadiyah berangkat dari nilai Al-Maun, yakni kepedulian terhadap kaum dhuafa dan fakir miskin.

“KH Ahmad Dahlan mendirikan klinik yang kini menjadi cikal bakal Penolong Kesengsaraan Umum (PKO) Muhammadiyah untuk menyembuhkan orang sakit. Itu adalah wujud nyata kepedulian Muhammadiyah sejak awal,” ujarnya.

BACA JUGA :  Pangdivif 2 Kostrad Pimpin Acara Laporan Korps Kenaikan Pangkat Perwira dan Wisuda Purnawira Satjar Divif 2 Kostrad

Agus menambahkan, kesehatan merupakan aspek fundamental dalam kehidupan. “Sehat itu bukan segalanya, tetapi semua hal tidak bisa dinikmati jika kita tidak sehat,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa RS Muhammadiyah adalah bagian penting dalam mendukung amal usaha sekaligus mitra strategis perguruan tinggi Muhammadiyah.

“Sekitar 60 persen masyarakat dilayani oleh sektor swasta. Karena itu, kekuatan pelayanan kesehatan tidak hanya berada di tangan pemerintah, tetapi juga swasta. RS Muhammadiyah harus menjadi bagian dari ekosistem ini,” jelasnya.

Ia juga menyoroti penyakit-penyakit katastropik yang menjadi perhatian besar pemerintah, yakni KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi/penyakit ginjal-saluran kemih). Menurutnya, kelompok penyakit kronis ini membutuhkan penanganan serius karena tingginya angka kejadian serta kontribusinya terhadap beban pembiayaan kesehatan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *