Johariah Tan : Pele Meti, Tradisi Leluhur Hanya Berada Di Desa Waelapia

Barometer99.com Masyarakat Desa Waelapia Gelar Festival Budaya Pele Meti di Desa Waelapia Kecamatan Kayeli Kabupaten Buru Maluku menjadi sebuah tradisi leluhur yang sudah lama terbangun sejak dulu.

Menurut Penggiat Budaya Johariah Tan menjelaskan tujuan dari Festival Budaya Pele Meti mengajarkan masyarakat setempat untuk hidup salin bergotong royong, saling berbagi satu sama lain, serta mengajarkan manusia untuk menjaga hubungan dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan.

Dikatakan Johariah “Tradisi yang sudah lama terbangun sejak zaman orang tua ini mengartikan bagaimana masyarakat bisa menjaga kelestarian alam sebagai identitas budaya lokal.

Diceritakan sebelum prosesi tradisi Pele Meti dilaksanakan, sore hari masyarakat terlebih dulu menurunkan perahu hias ke laut untuk membuang jaring.

BACA JUGA :  Babinsa Koramil Kimaam Melaksanakan Panen Raya Bersama Personal Satgas dan Masyarakat

Sambil menunggu jaring dilepas para jujaro dan mungare beserta anak-anak dan orang tua melakukan tarian sawat hipipa dengan iringan musik tifa dan harmonika sebagai bentuk suka cita dan rasa syukur.

Dan ketika air mulai meti atau surut dimalam hari disitu prosesi ritual dan agama mulai dilaksanakan sebagai adat dan kepercayaan masyarakat setempat.

Adapun dikatakan Johariah prosesi ritual dan agama yang dijalankan berupa Dendang Djawie dan adzan. Dendang Djawie diartikan sebagai nyanyian permohonan kepada Tuhan agar masyarakat yang hendak turung ke laut bisa mendapatkan ikan. Sementara Adzan mengingatkan manusia dimana saja untuk lebih mengingat terhadap Tuhan.

BACA JUGA :  Aksi Masyarakat Adat Kecam Langkah Gubernur Maluku ; Lindungi Hak Ulayat Adat

Selain itu makna obor yang dibawakan masyarakat mengartikan cahaya yang menerangi laut ketika mencari ikan.

Ket : Foto Masyarakat Desa Waelapia Turung Ke Laut Menombak Ikan Saat Air Menjelang Meti (Surut).

Johariah menyebutkan Festival Budaya Pele Meti yang digelar di desa waelapia ini adalah bagian dari dukungan pemerintah daerah lewat Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Buru.

Sebagai rasa syukur Penggiat Budaya ini mengucapkan terima kasih kepada Wakil Bupati Buru Sudarmo dan Wakil Ketua DPRD Buru Jaidun Saanun dan Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Iqbal Aziz beserta unsur pimpinan daerah lainnya yang mana sudah hadir dalam kegiatan festival tersebut,”sebutnya.

BACA JUGA :  Ketua PMII Kabupaten Buru Klarifikasi dan Sesalkan Pemberitaan Tidak Benar Terkait Dandim 1506/Namlea

Yang unik dalam kegiatan Pele Meti ini terlihat Wakil Bupati Buru Sudarmo bersama Wakil Ketua DPRD Buru Jaidun Saanun beserta Kadis Pendidikan dan unsur pimpinan daerah lainnya ikut bersama warga kampung baik anak-anak maupun orang dewasa, lelaki maupun perempuan semuanya turung ke laut untuk mencari ikan dengan mengunakan Kalawai yang merupakan senjata tradisional berbentuk tombak.

Dikatakan Johariah dengan mengunakan kalawai masyarakat dengan bebas bisa menombak ikan. Festival Pele Meti biasanya digelar setiap satu tahun sekali.

(SM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *