Jakarta, 3 Juli 2025 Barometer99.com – Kemarin (1/7), pada Sidang Paripurna @dpr_ri saya juga menyampaikan Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) RAPBN TA 2026. Pembahasan KEM-PPKF RAPBN TA 2026 dilanjutkan dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI pada hari yang sama.
Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM) sementara APBN 2026 yang dibahas:
๐ Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,2 – 5,8
๐ Inflasi (%) 1,5 – 3,5
๐ Nilai Tukar (Rp/USD) 16.500 – 16.900
๐ Suku Bunga SBN 10 Tahun (%) 6,6 – 7,2
๐ Harga Minyak Mentah ICP (USD/Barel) 60 – 80
๐ Lifting Minyak Mentah (RBPH) 600 – 605
๐ Lifting Gas Bumi (RBSMPH) 953 – 1.017
KEM-PPKF 2026 dirancang untuk meredam gejolak global sekaligus mengakselerasi transformasi struktural melalui agenda prioritas dari Presiden @prabowo, di antaranya ketahanan pangan; ketahanan energi; Makan Bergizi Gratis (MBG); program pendidikan; program kesehatan; pembangunan desa, koperasi dan UMKM; pertahanan semesta; serta akselerasi investasi dan perdagangan global.
Ke depan, risiko lingkungan global masih penuh dengan tantangan, Pemerintah mengharapkan dukungan kolaborasi peran swasta sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Melalui kolaborasi ini, kita berharap dapat memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Mewakili Pemerintah, saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh fraksi di DPR RI atas pandangan dan masukan yang konstruktif terhadap KEM-PPKF TA 2026.
Mari kita teguhkan kembali komitmen dalam mewujudkan kebijakan fiskal yang adil, transparan, dan berkelanjutan. Semoga Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun 2026 juga dapat berjalan lancar dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
(Ril/Red)