Berita  

Kasus Meninggalnya Pasien di Puskesmas Woha, Maman DPRD NTB : Bupati Bima Harus Bertanggungjawab

Barometer99, Mataram-NTB- Kasus kematian pasien asal Lombok Tengah di Puskesmas Woha kabupaten bima pada hari Sabtu lalu menjadi buah bibir publik. Pasalnya, almahrum diduga tidak mendapat pelayanan kesehatan maksimal karena alasan biaya tidak ada dan pasien tidak mempunyai keluarga.

Pria yang diketahui sehari-hari menjadi pengamen Asal Lombok ditemukan meninggal di halaman Puskesmas Woha Bima.

Anggotanya DPRD NTB Muhammad Aminurlah biasa disapa dengan Maman merasa geram dan angkat bicara terkait meninggalnya pasien asal Lombok di halaman Puskesmas Woha.

Muhammad Amirullah saat diwawancarai di Gedung DPRD NTB, Senin, 2/09/2024 seusia dilantik menjadi anggota dewan mengatakan, negara atau pemerintah dalam hal ini Puskesmas, wajib melayani masyarakat walaupun tidak punya uang atau keluarga.

“Tidak boleh Puskesmas menolak pasien, siapapun pasiennya. Bupati Bima harus bertanggung jawab dan harus bersuara dalam kasus ini,” ujarnya.

Kenapa Puskesmas tersebut dijadikan BLUD, kata dia, agar dalam pelayanannya lebih maksimal dan lebih bagus. Mereka mengelola sendiri operasional nya dan bertanggungjawab kepada Bupati.

BACA JUGA :  Terharu...!! Kesulitan Berjalan, Babinsa Koramil 04/Jebres Gercep Bopong Lansia Saat Terima BLT di Wilayah Binaan

“Dari sisi kemanusiaan, hal ini tidak boleh terjadi, negara wajib melayani masyarakat yang berobat, persoalan tidak ada keluarga atau uang itu urusan nanti yang penting nyawa bisa diselamatkan,” ujarnya Maman anggota DPRD NTB dari Fraksi PAN.

Respon yang sama dari anggota DPRD NTB lainnya dari dapil Kabupaten Bima fraksi partai Gerindra, Yasin. Anggota DPRD tiga periode di Bima itu mengatakan bahwa jika benar penolakan oleh pihak Puskesmas Woha maka hal itu tidak boleh terjadi.

“Tugas mereka sebagai pelayan masyarakat harus bisa melayani semua orang dan tidak harus melihat syarat nya, namun lebih dulu mempertimbangkan pendekatan sosial untuk melayani siapapun,” kata Yasin.

Adapun pasien yang sedang sakit parah, pihak Puskesmas harus melayani terlebih dahulu pasien walaupun administrasi nya diurus dan disesuaikan kemudian.

BACA JUGA :  Gelar Program Kasuari Satgasres Binmas Ops Damai Cartenz-2022 Distrik Oksibil Cek Ternak Babi

Sebelumnya, pria yang diketahui sehari-hari menjadi pengamen Asal Lombok ditemukan meninggal di halaman Puskesmas Woha Bima, diduga tidak mendapat pelayanan kesehatan maksimal karena alasan biaya tidak ada dan pasien tidak mempunyai keluarga.

Penemuan jasad pria tersebut langsung viral di media sosial Facebook. Banyak komentar yang menyudutkan pihak Puskesmas karena diduga lalai dan tidak melayani pria tersebut dengan baik sehingga mengakibatkan meninggal dunia di halaman Puskesmas.

Salah satu warga Kabupaten Bima yang diwawancarai dan tidak berkenan dipublish namanya, mengatakan sebelumnya pihak Puskesmas Woha diduga tidak melakukan pelayanan kepada almarhum dikarenakan tidak ada biaya.

“Melihat komentar dalam media sosial bahwa almarhum dikeluarkan oleh pihak puskesmas karena tidak ada keluarga dan tidak ada biaya,” ujarnya.

Dalam postingan tersebut, netizen ramai berkomentar terkait dengan kinerja pelayanan puskesmas woha tersebut.

BACA JUGA :  HUT Bhayangkara Ke 76, Dandim Pekalongan Beri Kejutan Kepada Kapolres Kota dan Pekalongan

Netizen di Facebook pun geram melihat sejumlah postingan yang viral di Facebook. Ada yang berkomentar bahwa pihak puskesmas Woha telah menelantarkan manusia oleh karena tidak punya keluarga.

“Itu bukan sebagai alasan untuk memberikan pelayanan terhadap masyarakat,” ujar salah satu netizen dalam postingan foto viral terkait penemuan jasad almarhum tersebut.

Sebelumnya diketahui almarhum dilarikan oleh anak-anak dari sumba ke puskesmas Woha, karena keseharian almarhum merupakan seorang pangamen. Diketahui, baru dua hari dilarikan ke puskesmas namun tidak mendapatkan pelayanan berupa pemberian obat dan juga pemeriksaan secara insentif, malah almarhum dikeluarkan dari ruang inap ke halaman sampai meninggal dunia sekitar pukul 22.20 WIB.

Pada saat meninggal, almarhum menggunakan baju warna merah dengan posisi tubuh korban terlentang begitu saja diatas tikar milik puskesmas, di samping nya terdapat satu buah gitar yang diduga digunakan untuk mengamen. (S*).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *