Polda Maluku, Barometer99.com — Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Maluku Brigjen Pol Imam Thobroni, S.I.K., M.H, memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan Banda Heritage Festival Tahun 2025 yang dibuka secara resmi oleh Menteri Dalam Negeri RI, Jenderal Polisi (Purn) Prof. Dr. M. Tito Karnavian. Ia juga mendukung ditetapkannya Kota Neira Lama sebagai Kawasan Cagar Budaya.
Dukungan tersebut disampaikan Wakapolda saat menghadiri acara pembukaan Banda Heritage Festival Tahun 2025 yang berlangsung di Istana Mini, Banda Naira, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (26/11/2025) malam.
Festival yang diselenggarakan dengan mengangkat tema “Nafas Budaya, Jejak Sejarah, Pesona Alam” ini dihadiri Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Forkopimda beserta pimpinan instansi/lembaga maupun stakeholder lainnya.
“Kami menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan Banda Heritage Festival Tahun 2025 dan mendukung ditetapkannya Kota Neira Lama sebagai kawasan cagar budaya,” kata Wakapolda Brigjen Imam Thobroni.
Kepulauan Banda merupakan kawasan wisata yang menarik wisatawan lokal hingga mancanegara. Olehnya itu, kata Wakapolda, keamanan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bersama. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat di Maluku, khususnya di Kepulauan Banda agar dapat bersama-sama menjaga situasi kamtibmas yang kondusif.
“Mari kita sama-sama menjaga keamanan agar wisatawan yang datang merasa nyaman, tenang dalam menikmati keindahan di daerah ini. Keamanan juga dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat,” harapnya.
Banda adalah Poros Awal Peradaban Nusantara
Sebelumnya, Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir dalam sambutannya menyampaikan Banda memiliki nilai sejarah, budaya, dan alam yang tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga dunia. “Banda adalah poros awal peradaban Nusantara dalam peta global. Keindahan alam, sejarah perdagangan rempah dunia, hingga warisan kolonial menjadikan Banda satu kesatuan mahakarya sejarah bangsa,” ujar Bupati.
Ia juga menegaskan komitmen pemerintah daerah mendorong percepatan penetapan Banda sebagai Kawasan Strategis Nasional, sekaligus memohon dukungan Mendagri dan Gubernur Maluku. Festival ini, katanya, menjadi momentum memperkenalkan Banda secara utuh dari darat hingga laut.
Bupati turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan festival, serta meminta maaf atas keterbatasan fasilitas penginapan dan infrastruktur di Banda.
Sementara itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyebut festival yang dilaksanakan ini bukan sekadar perayaan budaya, tetapi komitmen kolektif menjaga dan mempromosikan warisan sejarah Banda yang memiliki nilai universal.
“Banda bukan sekadar gugusan pulau, tetapi pusat peradaban rempah dunia. Kisah pertukaran Pulau Run dan Manhattan pada 1667 adalah bukti bahwa Banda memiliki posisi strategis dalam sejarah global,” ujarnya.
Gubernur menguraikan empat rangkaian utama festival: Lomba Belang/Kora-Kora, Tarian Perang, Makan Pacita, dan Karnaval Budaya. Menurutnya rangkaian kegiatan tersebut menunjukkan kekayaan budaya Banda dan Maluku.
Ia menyatakan komitmen Pemprov Maluku menjadikan Banda Heritage Festival sebagai agenda budaya tahunan berskala nasional bahkan internasional.
Pada puncak acara, dilakukan penandatanganan prasasti penetapan Kota Neira Lama seluas 77 hektare sebagai Kawasan Cagar Budaya Banda oleh Mendagri dan Bupati Maluku Tengah. Mendagri juga menyerahkan sertifikat HAKI serta menerima buku Banda Neira dan Des Alwi dari pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Mendagri Tito Karnavian memuji keindahan Banda, terutama kekayaan bawah lautnya yang disebutnya berkelas internasional. “Saya melihat langsung gugusan terumbu karang yang masih sangat utuh, ikan-ikannya besar-besar, airnya sangat jernih. Banda memiliki potensi pariwisata yang luar biasa,” kata Mendagri.
Ia juga menyoroti isu stunting dan infrastruktur yang perlu mendapat perhatian, meski Banda dianugerahi sumber protein laut yang berlimpah.
Mendagri menekankan pengembangan pariwisata merupakan sektor unggulan yang murah, ramah lingkungan, dan berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.
Mengutip pesan Sutan Sjahrir, Ia kembali menegaskan nilai penting Banda: “Jangan mati sebelum ke Banda.”
Setelah memberikan sambutan, Mendagri secara resmi membuka Banda Heritage Festival 2025 yang ditandai dengan pemukulan alat musik Lot-Lot/Tifa.
Atraksi Budaya dan Pengamanan
Pembukaan festival juga dimeriahkan oleh Tarian Cakalele dan Tarian Maruka Adat Namaswar, dilanjutkan dengan peninjauan pameran negeri, UMKM, dan literasi budaya oleh Mendagri dan rombongan.




















