Bima-NTB, Barometer99.com- Bupati Bima Ady Mahyudi, Wakil Bupati dr. H Irfan Zubaidy dan Sekretaris Daerah Adel Linggi Ardi, melakukan tinjauan ke lokasi jembatan penghubung Desa Bolo dan Desa Rade Kecamatan Madapangga, Jum’at, 7/11/2025.
Jembatan tersebut merupakan urat nadi transportasi darat yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Madapangga menuju jalan negara lintas Sumbawa. Kendati demkian, Bupati Bima langsung menginstruksikan kepada Dinas PUPR dan pihak pelaksana proyek untuk melakukan penanganan agar jembatan dapat difungsikan secara optimal.
Sementara Kadis PUPR Suwandi, menjelaskan, Jembatan tersebut masih dalam pelaksanaan pekerjaan dan belum dilaksanakan tahapan penyerahan proyek (Provisional Hand Over /PHO) dari kontraktor kepada Pemerintah daerah, sehingga masih menjadi tanggung jawab pihak pelaksana proyek dan hari ini mulai dilakukan perbaikan.
“Dari aspek teknis, struktur jembatan masih aman, kerusakan terjadi pada bahu jalan dan aspal karena air hujan masuk di timbunan oprit dan air banjir tidak berpengaruh pada struktur jembatan,” terangnya.
Setelah melakukan peninjauan jembatan Bupati, Wakil Bupati beserta rombongan melanjutkan peninjauan lokasi terdampak di Desa Monggo dan desa Ncandi. Rombongan melakukan peninjauan kondisi sekolah SDN 1 Ncandi, beberapa bagian rumah warga di sepanjang alur sungai dan rumah warga yang beberapa waktu lalu terendam banjir di RT 01 dan RT 04 desa Ncandi.
Sebagai Informasi, Jembatan penghubung antara Desa Rade dan Desa Bolo di Kecamatan Madapangga yang baru selesai dibangun sebulan lalu dan menelan anggaran hingga Rp6,2 miliar, kini retak sebelum sempat diresmikan.
Peristiwa itu terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras dan diterjang banjir besar pada Kamis (6/11/). Air bah yang datang dari arah hulu sungai menghantam bagian bawah jembatan hingga menyebabkan retakan di badan dan dinding cor jembatan.
Peristiwa ini sontak viral di media sosial, setelah warga mengunggah video kondisi jembatan yang rusak parah padahal belum genap sebulan selesai dikerjakan.
“Jembatan ini baru selesai bulan kemarin, bahkan baru dicat, belum juga diresmikan. Sekali diterjang banjir langsung retak,” ungkap salah satu warga setempat yang tidak ingin dicantumkan namanya saat dikonfirmasi, Kamis (6/11/25).
Menurutnya, keretakan pada jembatan itu menjadi tanda kuat bahwa kualitas pengerjaan proyek patut dipertanyakan. Bagian aspal mulai terkelupas, dan beberapa beton penyangga tampak rusak akibat derasnya arus air.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, proyek jembatan penghubung dua desa ini dikerjakan oleh CV Dewi Wangi, dengan pemenang tender PT Bunga Raya, dan dibiayai melalui APBN tahun 2025 di bawah naungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bima.
Namun, hasil pekerjaan yang baru seumur jagung itu kini dipertanyakan publik. Banyak warga menilai pembangunan proyek tidak memperhatikan kualitas dan ketahanan konstruksi.
“Uang negara miliaran rupiah habis, tapi hasilnya tidak sepadan. Sekali banjir saja sudah rusak, ini jelas harus diaudit,” tegas warga lainnya.
Kerusakan jembatan tersebut juga menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna jalan. Sejumlah pihak mendesak agar pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera melakukan audit investigatif terhadap proyek ini, terutama terkait mutu beton, spesifikasi teknis, serta pengawasan pelaksanaan di lapangan.
“Proyek senilai Rp6,2 miliar tidak seharusnya rusak secepat ini. Kami minta ada pemeriksaan dari inspektorat atau kejaksaan,” ujar warga Madapangga lainnya. (*).
