BGN Beri Solusi Cara NTB Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Dapur Bergizi Gratis

Mataram, Barometer 99.com – Program ketahanan pangan bukan lagi sekadar jargon pemerintah. Dalam dialog interaktif Merajut Pangan Bumi Gora yang tayang di RRI Mataram, Jumat (7/11/2025), Sekretarid Deputi (Sesdep) Promosi dan Kerja Sama Badan Gizi Nasional (BGN) RI, Kombes Pol. Lalu Muhammad Iwan Mahardan, S.I.K., M.M., memaparkan bagaimana dapur makan bergizi gratis (MBG), dapat menjadi “mesin perubahan” untuk kualitas SDM Indonesia.

Tema dialog kali ini, “Inspirasi Ketahanan Pangan dari Dapur Makan Bergizi Gratis”, mengupas bagaimana pangan lokal dan pemberdayaan petani, dapat terhubung langsung dengan upaya menekan angka stunting, meningkatkan akses pangan bergizi, dan mendongkrak ekonomi NTB.

Dalam penjelasannya, Kombes Lalu Iwan menegaskan jika ketahanan pangan sebagai kunci masa depan Indonesia. Bukan hanya tentang “pangan tersedia”, tetapi bagaimana masyarakat mudah mendapatkan, mampu membeli, serta bisa memanfaatkannya menjadi asupan sehat setiap hari.

BACA JUGA :  Gelar Hasil Operasi Sikat Musi II Tahun 2022, Polres Muara Enim

“Ketahanan pangan itu bukan semata ketersediaan. Ada akses, ada pemanfaatan, ada stabilitas harga. Itu semua saling berkaitan,” jelasnya.

Kombes Lalu Iwan menyebut empat indikator utama, di antaranya supply cukup dan beragam, akses fisik dan harga yang terjangkau, konsumsi aman dan bergizi, dan stabilitas pasokan dari waktu ke waktu.

“Konsep tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012, dan Perpres 66 Tahun 2021 tentang Ketahanan Pangan Nasional,” tandasnya.

Menurut Perwira Menengah (Pamen) Polri melati tiga itu, pemerintah menjadikan ketahanan pangan sebagai program nasional karena beberapa alasan strategis, di antaranya menjamin kesejahteraan rakyat, mencetak SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045, mengantisipasi krisis global dan iklim, menjaga stabilitas sosial-politik, serta menguatkan kemandirian pangan berbasis komoditas lokal.

BACA JUGA :  Kemandirian Penanganan Sungai Citarum Terus Disosialisasikan

“Program seperti Makan Bergizi Gratis atau MBG, diversifikasi pangan, penguatan cadangan nasional, hingga sinergi lintas kementerian menjadi langkah konkret yang kini berjalan,” bebernya.

Ketahanan pangan, kata Kombes Lalu Iwan, harus dipandang dari kebutuhan gizi kelompok rentan seperti bayi, balita, remaja, dan anak sekolah.

Ia menyinggung masalah gizi Indonesia yang masih berlapis seperti kasus stunting, wasting, anemia remaja putri, obesitas, dan akses pangan tidak merata di wilayah 3T.

“Kalau satu pilar ketahanan pangan lemah, maka risiko gizi buruk meningkat. Dampaknya langsung ke produktivitas dan daya saing bangsa,” tegasnya.

BACA JUGA :  Partai Kebangkitan Nusantara Gelar Rakorcab - I Dan Pengukuhan Pimpinan Kecamatan Se-Kabupaten Muba

Dalam dialog interaktif itu, Kombes Iwan juga menyoroti NTB sebagai daerah dengan potensi pangan lokal yang sangat kuat. Menurutnya, NTB telah menjadi contoh bagaimana petani lokal, UMKM, BUMDes, hingga koperasi dapat terhubung langsung dengan dapur Program MBG.

Pun, komoditas seperti jagung, sayuran hijau, ikan, telur, hingga sorgum dan buah lokal kini menjadi bahan baku menu harian MBG.

“Dengan memanfaatkan hasil bumi lokal, rantai pasok menjadi pendek dan manfaat ekonominya langsung dirasakan petani,” jelasnya.

Disebutkan, di berbagai kabupaten peningkatan produksi pangan lokal juga berdampak pada perbaikan gizi masyarakat. Kombes Lalu Iwan menggambarkan jika program MBG, menjadi penghubung antara produksi petani dan kebutuhan gizi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *