Jakarta, Barometer99.com – Anggota III DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perdagangan Barang Distributor Keagenan dan Industri Indonesia (Ardin Indonesia), Bambang Soesatyo, menegaskan pentingnya memperkuat sistem distribusi nasional sebagai fondasi utama untuk mewujudkan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Kunci kemandirian ekonomi tidak hanya terletak semata pada produksi, tetapi juga pada kekuatan rantai distribusi nasional. Barang yang diproduksi di pabrik, hasil tani di pedesaan, maupun produk UMKM, baru memberi dampak ekonomi jika mampu sampai ke pasar secara efisien, tepat waktu, dan dengan biaya logistik yang terkendali.
“Visi besar Presiden Prabowo tentang kemandirian ekonomi, pemerataan, dan kesejahteraan rakyat akan sulit terealisasi tanpa distribusi yang tangguh. Ardindo Indonesia siap menjadi penghubung antara kebijakan dan realitas lapangan,” ujar Bamsoet saat menerima Pengurus Ardindo Indonesia di Jakarta, Jumat (31/10/25).
Pengurus Pusat Ardindo Indonesia hadir Sekjen Herman Heru dan Bendahara Yogi Soepaat. Hadir pula pengurus Ardindo Jawa Barat Nana Mulyana, Meidi Moch Sidik, TB Raditya Indrajaya, Migi Primerda dan Gilang Setiawan.
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 ini menjelaskan, masalah distribusi dan logistik masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Menurut Logistics Performance Index (LPI) Bank Dunia 2023, posisi Indonesia mengalami penurunan dibanding 2018. Infrastruktur transportasi yang belum merata, sistem kepabeanan yang lambat, hingga biaya logistik yang masih tinggi mencapai sekitar 23–25 persen dari PDB, menjadi kendala utama bagi distributor dan pelaku industri.
“Biaya logistik tinggi ini membuat produk lokal kalah bersaing. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita butuh tata niaga yang kuat, sistem distribusi yang efisien, dan kolaborasi nyata antara pemerintah, pelaku usaha, serta asosiasi,” kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan, upaya mewujudkan kedaulatan ekonomi seperti yang tercantum dalam Asta Cita hanya bisa tercapai jika distribusi diperkuat dari hulu ke hilir. Untuk itu, Ardindo Indonesia mendorong sinergi kebijakan yang fokus pada tiga agenda besar, yakni reformasi logistik nasional, digitalisasi rantai pasok, dan pemberdayaan UMKM dalam jaringan distribusi modern.
Di sektor digital, ekonomi Indonesia sedang bergerak cepat. Laporan e-Conomy SEA 2024 yang dirilis Google–Temasek–Bain memperkirakan nilai transaksi digital Indonesia mencapai lebih dari US$100 miliar pada 2025. Pertumbuhan pesat ini membuka peluang besar bagi distributor lokal. tetapi juga menghadirkan tantangan integrasi.
“Distributor konvensional perlu bertransformasi digital agar bisa bertahan dan tumbuh di tengah arus perubahan, Digitalisasi rantai pasok akan menekan inefisiensi dan mempercepat perputaran barang. Ardindo Indonesia siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun sistem ini,” pungkas Bamsoet. (*)

 
							


















