Barometer99.com – Aktivitas perjudian di wilayah Bogor kembali jadi tontonan gratis yang tak ada habisnya. Berkali-kali diberitakan, berkali-kali digerebek, tapi praktik judi koprok legendaris ini tetap berputar seperti roda nasib—tak pernah berhenti, seolah memiliki kekebalan hukum tingkat dewa.
Setiap kali digrebek aparat , arena judi itu cuma bergeser. Hari ini di gang sempit, besok pindah ke lapangan kosong. Seolah arena ini punya kaki dan peta GPS sendiri, tahu persis di mana harus bersembunyi tapi tetap mudah ditemukan oleh “pelanggan setia.”
Yang paling bikin geleng kepala, lokasi terakhirnya bahkan kurang dari 10 menit dari Markas Polres Bogor. Bayangkan, hanya sepelemparan batu dari markas besar para penegak hukum, tapi entah bagaimana, radar keadilan mendadak buta. Masyarakat pun bertanya-tanya: “Mereka benar-benar tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu?”
Pantauan tim investigasi kami bahkan menemukan fakta yang lebih miris: arena yang dikendalikan seorang bandar berinisial CTM ini beroperasi terang-terangan. Mulai pukul 20.00 WIB sampai menjelang Subuh, dentingan dadu dan teriakan taruhan mengiringi malam. Dalam satu malam, uang yang berputar bukan lagi jutaan, tapi bisa disebut lautan rupiah, mengalir deras di meja perjudian dengan 10 sampai 30 orang setia mengitari arena.
Warga sekitar sudah lelah sekaligus muak. “Kalau cuma digerebek lalu pindah lokasi, sama saja. Cuma drama tanpa ending,” sindir seorang warga yang enggan disebut namanya. Warga lain bahkan menambahkan dengan getir, “Dekat markas polisi, tapi kok nggak bubar-bubar. Mungkin kita yang salah, nggak bayar pajak ke ‘dewa pelindung’.”
Dugaan keterlibatan oknum pun tak terbendung. Operasi penggerebekan yang selalu berakhir tanpa tindakan nyata hanya mempertebal aroma busuk bahwa ada “tangan tak terlihat” yang membekingi bisnis malam ini. Publik pun menuntut ketegasan—atau setidaknya kejujuran—dari aparat penegak hukum, agar Bogor tidak terus menjadi panggung ironi di mana keadilan hanya jadi jargon, bukan kenyataan.
(Ril/Red)