SPHP Mulai Masif, Berdampak Harga Beras Alami Penurunan

JAKARTA, Barometer99.com Menjelang peringatan 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, situasi pangan nasional menunjukkan tren positif. Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijalankan Perum BULOG secara masif di seluruh wilayah mulai membuahkan hasil nyata. Harga beras di pasar berangsur turun, diikuti penurunan harga gabah di tingkat petani setelah sebelumnya sempat melambung tinggi.

“Sejak awal Agustus, BULOG menggelontorkan beras SPHP secara serentak di seluruh Indonesia. Hasilnya mulai terasa: harga kembali terkendali, pasokan aman, dan kepanikan masyarakat mereda. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan rakyat mendapat akses pangan dengan harga terjangkau,” tegas Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, Jumat (15/8/2025)

“Prinsip kami sederhana: melindungi petani agar harga di tingkat produksi tetap menguntungkan, sekaligus memastikan konsumen mendapatkan harga yang wajar. Dengan stok nasional yang kuat, kami optimis tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun, ” ungkapnya.

Berdasarkan data terkini, stok beras yang dikelola BULOG saat ini berada pada level aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun. Di sisi hulu, harga gabah kering panen (GKP) di berbagai daerah produsen mulai menunjukkan tren penurunan.

Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, dalam periode 1–14 Agustus 2025, harga GKP terkoreksi di sejumlah wilayah, antara lain Aceh dari Rp. 7.750 menjadi Rp. 6.900, Jambi dari Rp.6.867 menjadi Rp 6.720; Sumatera Selatan dari Rp.6.666 menjadi Rp. 6.543; Jawa Tengah dari Rp. 6.814 menjadi Rp. 6.809; DIY dari Rp. 6.608 menjadi Rp. 6.547; Banten dari Rp. 6.527 menjadi Rp. 6.500; Kalimantan Selatan dari Rp. 6.581 menjadi Rp. 6.533; dan Sulawesi Barat dari Rp. 6.759 menjadi Rp. 6.730 per kilogram.

Tren penurunan ini dipicu oleh bertambahnya pasokan gabah seiring masuknya musim panen di sentra-sentra produksi padi.

Selain faktor panen, penurunan harga beras juga dipengaruhi oleh intervensi besar-besaran BULOG melalui penyaluran Bantuan Pangan alokasi Juni – Juli yang sudah tersalurkan sebanyak 338 ribu ton dan penyaluran beras SPHP yang dilakukan sejak Juli 2025 hingga akhir ini mencapai 29 ribu ton.

Penyaluran Beras SPHP yag dilakukan oleh BULOG melalui tujuh saluran strategis: pengecer di pasar rakyat, koperasi desa/kelurahan Merah Putih, outlet pangan binaan pemerintah daerah dan Gerakan Pangan Murah (GPM), outlet BUMN, koperasi instansi pemerintah, Rumah Pangan Kita (RPK) BULOG, serta swalayan/toko modern.

Dampaknya terlihat nyata yaitu terjadi penurunan harga beras medium di tingkat konsumen di 19 provinsi, termasuk Aceh, Jawa Barat, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Selatan, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Di wilayah-wilayah ini, harga beras turun signifikan, meringankan beban masyarakat dan pedagang kecil.

Dengan stok aman, distribusi lancar, dan harga yang mulai terkendali, BULOG memastikan masyarakat dapat menyongsong peringatan kemerdekaan dengan rasa tenang. Program SPHP akan terus dilanjutkan secara konsisten hingga akhir tahun agar stabilitas pasokan dan harga pangan tetap terjaga di seluruh pelosok negeri.

(Ril/Red)

Exit mobile version