Petinju Bhayangkara Lolos ke Final PFM Cup I, Harumkan Papua Barat Daya

Kota Sorong PBD, Barometer99.com Di tengah minimnya fasilitas dan waktu persiapan yang terbatas, dua atlet tinju muda asal Papua Barat Daya menorehkan prestasi membanggakan. Mereka berhasil menembus babak final Kejuaraan Tinju PFM Cup I yang digelar di Kota Sorong, mewakili institusi Bhayangkara sekaligus membawa nama harum daerah ke pentas nasional.

Adalah Boy Berthus Okoka dari Polres Tambrauw dan satu petinju lainnya dari Polres Sorong Selatan yang menjadi buah bibir dalam turnamen ini. Keduanya tampil impresif sepanjang kompetisi, menunjukkan kekuatan mental dan teknik yang matang meski baru dibina kurang dari satu bulan melalui Sasana Bhayangkara Dofior — pusat pelatihan atlet tinju yang baru dibentuk di bawah naungan Polda Papua Barat Daya.

Wakapolda Papua Barat Daya, Kombes Pol Semmy Ronny Tabhaa, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Dalam keterangannya, ia menyebut pencapaian ini sebagai simbol perjuangan dan kedisiplinan para atlet serta bentuk nyata dari komitmen institusi kepolisian terhadap dunia olahraga.

“Ini bukan sekadar kemenangan di atas ring. Ini adalah kemenangan semangat, hasil dari latihan keras dan dedikasi tinggi. Kami bangga, dan lebih dari itu, kami melihat harapan baru lahir dari Papua Barat Daya,” ungkap Semmy, Rabu (2/7/2025).

Sasana Bhayangkara Dofior sendiri merupakan program pembinaan atlet yang dibentuk oleh Polda Papua Barat Daya untuk mencetak atlet berprestasi dari kalangan anggota polisi maupun masyarakat muda di wilayah tersebut. Dalam waktu kurang dari sebulan, 17 petinju muda dikumpulkan dari berbagai polres seperti Sorong Selatan, Tambrauw, Maybrat, dan Sorong untuk mengikuti pelatihan intensif. Hasilnya, dua di antaranya sukses menembus final kejuaraan.

“Waktu latihan kami sangat singkat. Tapi anak-anak ini luar biasa. Mereka tunjukkan bahwa semangat bisa mengalahkan segala keterbatasan,” tambah Semmy.

Ia juga menekankan bahwa pembinaan olahraga bukan hanya soal mencari juara, tapi juga menciptakan karakter dan kedisiplinan. Menurutnya, olahraga, khususnya tinju, bisa menjadi sarana membangun kepercayaan diri, tanggung jawab, dan daya juang bagi generasi muda.

Wakapolda juga menyinggung adanya atlet potensial seperti Hana Kendi dan Grace yang belum bisa berlaga karena status non-amatir, namun hal ini tak mengurangi komitmen Polda dalam membina atlet secara berkelanjutan.

“Turnamen ini baru awal. Kami akan terus membina dan memberi perhatian bagi atlet yang serius menekuni olahraga. Apresiasi bukan soal besar kecilnya hadiah, tapi pengakuan atas kerja keras dan semangat juang mereka,” ujar Semmy.

Dengan menembus final, kedua petinju ini tidak hanya menunjukkan kualitas teknik, tetapi juga memperlihatkan bahwa Papua Barat Daya memiliki potensi besar dalam dunia olahraga, jika diberi kesempatan dan dukungan.

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa dari tanah paling timur Indonesia, semangat juang dan prestasi bisa tumbuh dan bersinar. PFM Cup I pun menjadi lebih dari sekadar turnamen—ia menjadi panggung lahirnya harapan baru bagi dunia olahraga di Bumi Cenderawasih.

(Timo)

Exit mobile version