PINTU JAWA, Barometer99.com MAGE’ABUME — Di lereng senyap Distrik Mage’Abume, ketika embun masih menari di dedaunan dan matahari baru malu-malu mengintip dari balik bukit, sekelompok prajurit dengan senyum tulus menyusuri jalan setapak menuju Kampung Wombru. Mereka bukan datang membawa senjata atau amunisi, tetapi dengan niat tulus dan tangan terbuka untuk memborong hasil tani rakyat—sebagai bukti cinta dan keberpihakan TNI pada nadi kehidupan masyarakat Papua. (11/6/2025).
Dipimpin oleh Letda Inf Risal, Komandan Pos Pintu Jawa dari Satgas Yonif 700 Wira Yudha Cakti, prajurit-prajurit ini menyambangi para petani kecil yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil kebun. Sayur mayur, umbi-umbian, pisang, dan hasil alam lainnya mereka beli langsung dari tangan rakyat—tanpa perantara, tanpa tawar-menawar yang menyakitkan.
“Kami tidak sekadar menjaga wilayah. Kami juga ingin menjaga hati masyarakat. Ketika mereka tersenyum karena panennya dibeli, itu jauh lebih berharga daripada medali di dada kami,” ujar Letda Risal dengan suara tenang, sambil memikul karung berisi hasil tani seorang mama Papua.
Di tengah keterbatasan akses pasar dan medan berat yang kerap menghalangi mereka menjual hasil bumi ke kota, kehadiran Pos Pintu Jawa menjadi tumpuan harapan. Warga Kampung Wombru, yang dahulu ragu harus ke mana membawa hasil panennya, kini lebih memilih menjualnya langsung ke pos.
> “Kalau jual ke pos, pasti dibeli… Tidak ada yang pulang kecewa, semua laku. Prajurit TNI baik, mereka tidak menawar. Mereka menghargai jerih payah kami,” tutur Yohana, seorang mama tani, matanya berbinar penuh haru.
Di bawah atap awan dan bentangan pegunungan yang agung, prajurit-prajurit TNI ini mengubah pos penjagaan menjadi pasar kasih, tempat hasil peluh rakyat dihargai dengan hati. Kegiatan ini bukan hanya menggerakkan ekonomi warga, tapi juga merajut kedekatan antara tentara dan rakyat, dua entitas yang tak terpisahkan dalam semangat NKRI.
Pos Pintu Jawa, di bawah komando Letda Inf Risal, kini tak hanya dikenal sebagai benteng pertahanan, melainkan pelabuhan harapan bagi para petani di tengah belantara Papua.
Autentikasi : Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti
(Ril/Red)