Berita  

Pertumbuhan Ekonomi NTB Minus 1,47 Persen, Anggota DPRD NTB Abdul Rauf: Program Hilirisasi Harus dilanjutkan

Barometer99, Mataram-NTB- Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami kontraksi sebesar -1,45 persen.

Anggota DPRD Provinsi NTB dari Fraksi Partai Demokrat, Abdul Rauf, menyoroti tajam kondisi pertumbuhan ekonomi NTB yang mengalami kontraksi sebesar -1,47. Ia menyebut capaian ini sebagai cermin lemahnya penguasaan daerah terhadap potensi ekonomi yang dimiliki.

Kendati ekonomi yang mengalami kontraksi sebesar -1,47 persen. Ia mengatakan bahwa NTB ini sebenarnya kaya akan produksi jagung, bawang merah, tembakau, hasil laut, dan ternak. “Tapi karena tidak ada pengolahan dan industri di dalam daerah, kita hanya jadi penyedia bahan mentah untuk daerah lain. Ini yang membuat ekonomi kita stagnan bahkan menurun,” ujar Abdul Rauf di Mataram, Selasa (27/5).

BACA JUGA :  Partai Amanat Nasional Bantu Korban Banjir Di Kecamatan Bolo

Ketergantungan NTB terhadap sektor tambang tanpa penopang yang kuat dari sektor pengolahan dan hilirisasi menyebabkan struktur ekonomi daerah sangat rentan. Ia menekankan perlunya pergeseran arah pembangunan ekonomi dari berbasis ekstraksi menjadi berbasis pengolahan.

Dorongan Hilirisasi dan Industrialisasi

Sebagai anggota Komisi II DPRD NTB yang membidangi sektor ekonomi, Abdul Rauf menegaskan komitmennya untuk mendorong program hilirisasi dan industrialisasi komoditas unggulan di NTB sebagai langkah strategis untuk membangkitkan ekonomi rakyat.

“Hilirisasi bukan sekadar wacana. Ini harus jadi gerakan nyata,” bebernya.

BACA JUGA :  Hadiri HUT Provinsi Papua Barat Ke 23, Kapolda Harap Personil Polri Terus Berinovasi

Kita perlu membangun pabrik pakan, sentra pengolahan tembakau, dan industri bawang goreng atau olahan lainnya langsung di sentra produksi. “Ini akan menciptakan lapangan kerja, stabilkan harga, dan menjaga nilai tambah tetap di NTB,” tegasnya.

Empat Rekomendasi Strategis

Abdul Rauf menyampaikan empat rekomendasi utama kepada Pemerintah Provinsi NTB;

1. Bangun industri pengolahan lokal untuk komoditas unggulan seperti jagung, tembakau, dan bawang merah.

2. Perkuat koperasi petani dan BUMDes sebagai pelaku utama dalam rantai distribusi dan perdagangan.

3. Fasilitasi ekspor langsung dari pelabuhan lokal seperti Bima, Lembar, dan Awang agar nilai ekspor tercatat di NTB.

BACA JUGA :  Satgas Yonif 126/KC Berikan Bantuan Sarana Olahraga Kepada Pemuda Kampung Perbatasan Papua

4. Arahkan APBD untuk mendukung sektor produktif rakyat, seperti infrastruktur tani, irigasi, pelatihan keterampilan, dan akses digital UMKM.

Bangkitkan Ekonomi dari Akar Rakyat

Abdul Rauf menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dimulai dari bawah: dari kekuatan rakyat kecil seperti petani, nelayan, peternak, dan pelaku UMKM. Tanpa strategi hilirisasi yang kuat, NTB akan terus menjadi “lumbung bahan mentah” bagi daerah lain tanpa memperoleh manfaat maksimal.

“Saatnya kita membalikkan arah. Jangan lagi kita bangga dengan panen melimpah kalau petani tetap rugi. Kita butuh keberpihakan nyata pada ekonomi rakyat. Hilirisasi adalah jalan menuju kemandirian ekonomi NTB,” tutupnya. (red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *