Barometer99, Mataram-NTB- Suasana sepak bola di Nusa Tenggara Barat (NTB) memasuki babak baru. Setelah bertahun-tahun berjalan di tempat, rencana pergantian Ketua Asprov PSSI NTB pada Juli 2025 membawa angin perubahan yang dinanti-nantikan.
Banyak pihak menilai, di bawah kepemimpinan Mori Hanafi, perkembangan sepak bola NTB belum menunjukkan progres yang berarti, baik dari segi pembinaan pemain, pelatih, maupun penyediaan infrastruktur.
Di tengah kekecewaan ini, satu nama muncul sebagai harapan yakni Muhammad Aminurlah, anggota DPRD NTB dari Fraksi PAN, seorang figur muda, enerjik, dan berpengalaman di dunia sepak bola.
Muhammad Aminurlah yang akrab disapa Maman, yang pernah sukses membawa Persebi Bima berjaya hingga menembus Liga 2 Indonesia, dinilai punya semua syarat untuk mengangkat sepak bola NTB dari keterpurukan.
Sepak Bola NTB: Antara Stagnasi dan Harapan Baru
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan sepak bola NTB jauh tertinggal dibandingkan daerah lain di Indonesia, termasuk tetangga dekatnya, Bali.
Kurangnya turnamen lokal, minimnya pelatihan berjenjang, serta fasilitas yang tidak memadai membuat bakat-bakat muda NTB sulit berkembang.
Padahal, NTB memiliki potensi besar. Banyak talenta muda yang tersebar di berbagai daerah seperti Bima, Dompu, Sumbawa, dan Lombok, yang jika dikelola dengan baik, bisa menjadi kekuatan sepak bola nasional.
Sayangnya, di era kepemimpinan saat ini, belum ada terobosan nyata yang bisa dirasakan masyarakat.
“Kita butuh ketua PSSI yang bukan hanya sekadar menjabat, tapi yang benar-benar tahu bagaimana membangun sepak bola dari bawah. Dari pembinaan pemain, pelatih, sampai infrastruktur,” ujar Maman dalam acara Halal Bihalal Rukun Keluarga Bima, Minggu (27/4/2025).
Maman menekankan pentingnya keberpihakan pada pengembangan fasilitas. Selama ini, banyak klub yang ingin menjadikan NTB sebagai home base, namun mundur karena fasilitas yang kurang layak. Ini berdampak bukan hanya pada sepak bola, tapi juga pada sektor lain seperti pariwisata dan ekonomi daerah.
Menilik Keberhasilan Bali: Sebuah Cermin untuk NTB
Saat NTB terjebak dalam stagnasi, Bali justru menunjukkan progres luar biasa. Klub-klub seperti Bali United menjadi contoh sukses pengelolaan sepak bola modern.
Bali United bukan hanya berhasil di Liga 1, tetapi juga membangun akademi, menggandeng sponsor besar, dan bahkan memiliki stadion sendiri bertaraf internasional, Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Bali juga aktif menggelar turnamen usia muda, membina pelatih lokal, serta berani berinvestasi pada fasilitas latihan dan medical center untuk pemain. Dampaknya, Bali kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan sepak bola nasional dan menjadi destinasi bagi pemain-pemain berbakat dari seluruh Indonesia.
Sementara itu di NTB, turnamen usia muda masih sangat terbatas, program pembinaan pelatih berjalan sporadis, dan fasilitas stadion masih banyak yang belum memenuhi standar. Bahkan rencana menghidupkan liga internal di NTB pun tak kunjung terealisasi.
“Kalau Bali bisa, kenapa NTB tidak? Kita ini punya bakat, punya semangat. Yang kurang adalah perhatian serius dari pengurus,” tegas salah satu pengamat sepak bola di Mataram.
Maman: Siap Jawab Tantangan, Siap Bawa NTB Berubah
Dalam kesempatan yang sama, Maman menyatakan kesiapannya jika diberi amanah untuk memimpin Asprov PSSI NTB.
Ia menegaskan bahwa menjadi ketua PSSI bukan sekadar soal popularitas, melainkan soal kemampuan membangun jaringan, menyediakan anggaran, serta membuka peluang bagi klub-klub dan pemain lokal untuk berkembang.
“Saya hobi bola. Kalau ditanya siap, saya siap. Tapi yang penting bukan soal siap atau tidak, melainkan apakah ada keseriusan untuk membenahi sepak bola NTB dari akar-akarnya,” kata Maman.
Menurutnya, sepak bola NTB harus kembali menjadi kebanggaan, seperti dulu saat klub-klub Bima dan Sumbawa pernah berjaya di level nasional. Dengan koneksi, pengalaman, dan energi muda yang dimiliki, Maman bertekad membuka jalan agar NTB tak hanya menjadi penonton, tetapi pemain utama di kancah sepak bola nasional.
“Kalau kita serius membangun sepak bola, efeknya luar biasa. Tidak hanya untuk prestasi, tapi juga untuk pariwisata, ekonomi, dan citra daerah. Mari kita bangkit bersama,” ajaknya.
Menuju Juli 2025: NTB Menentukan Arah
Pergantian Ketua PSSI NTB Juli nanti akan menjadi momen penting. Apakah NTB akan tetap berkutat di zona nyaman stagnasi, ataukah berani mengambil lompatan besar untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain seperti Bali?
Dukungan masyarakat, tokoh olahraga, hingga klub-klub lokal terhadap sosok seperti Maman semakin menguat.
Semangat baru sudah mulai terasa. Kini, semua bergantung pada keputusan di Kongres PSSI NTB mendatang: memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata.
Satu hal pasti: sepak bola NTB pantas mendapatkan masa depan yang lebih baik. (Red).