Berita  

Kasus Meninggalnya Santriwati Ponpes Al-Aziziyah, Polisi Cari Tersangka

Barometer99, Mataram-NTB- Kasus dugaan penganiayaan terhadap Nurul Izzati (14) Santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah Lombok Barat NTB masih berlanjut, walupun kasus tersebut sudah naik penyidikan, namun polisi masih mencari siapa pelaku di balik kejadian yang merenggut nyawa santriwati tersebut.

Kasat Reskrim Polres Mataram, AKP Regi Halili, saat dihubungi, Kamis (5/12/2024), mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih tahap mencari siapa tersangka yang melakukan penganiayaan tersebut.

“Kami sudah gelar dua kali dengan saksi ahli pidana, kita telah sepakat mencari salah satu calon saksi yang bertemu terakhir dengan korban,” ujarnya.

Setelah kejadian, jelas AKP Regi, calon saksi tersebut atau orang yang bertemu paling terakhir dengan korban, langsung dikeluarkan dan informasi nya bahwa yang bersangkutan telah menjadi TKI.

“Kami juga belum tau dia jadi TKI kemana, yang pasti saya secara langsung akan memimpin penyelidikan untuk mencari salah satu calon saksi tersebut,”jelasnya.

Walaupun diketahui, calon saksi tersebut menjadi TKI, pihak Polisi akan tetap melakukan penggilan secara prosedur, bila yang bersangkutan tidak datang, maka akan dikeluarkan surat perintah membawa.

“Ini jika ketemu yah calon saksi ini, tetapi kita akan tetap berusaha bertemu, karena dia bisa dibilang kuncinya,” Kata AKP Regi.

Dalam kasus tersebut, polisi telah memeriksa sekitar 67 saksi sesuai dengan pemaparan Kanit PPA. Para saksi yang diperiksa dari unsur dalam Ponpes. Namun banyak saksi yang masih mengatakan tidak tau. Termasuk Pimpinan Ponpes sudah sejak awal diperiksa.

Pihak Polres Mataram akan melakukan yang maksimal, termasuk menurunkan tim resmob yang akan terus mencari fakta yang terjadi dalam kasus tersebut.

Sebelumnya, Kasus dugaan penganiayaan terhadap santriwati sudah naik penyidikan. Nurul dianiaya hingga meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono, Lombok Timur, Sabtu (29/6/2024).

Polisi juga sudah menerima hasil visum et repertum (VeR) Nurul asal Ende NTT tersebut. Hasil VeR itu kini menjadi dasar pihak kepolisian melakukan penyidikan.

Nuzul meninggal pada Sabtu pagi (29/6/2024) setelah koma selama 16 hari di rumah sakit. Ia sempat dirawat di beberapa fasilitas kesehatan, mulai dari klinik, pindah ke puskesmas, dan berakhir di RSUD Soedjono, Lombok Timur.

“Korban meninggal setelah kritis 16 hari dan dirawat di RSUD Soedjono Selong Lombok Timur,” ujar Yan Mangandar, kuasa hukum korban saat itu.

Kepergian santriwati itu menyisakan pertanyaan orang tua dan publik. Oleh karena itu, orang tua korban memilih melakukan autopsi terhadap jenazah Nurul di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk mengungkap penyebab meninggal.

Sementara polisi menerima adanya informasi dari orang tua korban bahwa santriwati Nurul sempat mendapat dugaan kekerasan dari temannya menggunakan balok kayu dan sajadah. (Red).

 

Exit mobile version