BAROMETER99, Digelarnya tahun ajaran baru 2024 – 2025 serentak dimulai hari Senin 15 Juli, sebagian besar anak-anak didik mulai dari paud TK SD MI SMP Mts SMA SMK dan MA telah melengkapi kebutuhan dasar dan mereka memulai aktivitas baru tentu dengan materi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kelancaran proses pembelajaran tentu tidak lepas dari kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai kewajiban seorang siswa siswi dan pendidik, nak bagemana bila di suatu lembaga yang di bawah naungan swasta dengan honor guru yang diandalkan dari para kesadaran wali murid.
Salah satu lembaga TK di salah satu desa di Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang Jawa Timur mempunyai problem, ketidakmampuan wali murid membayar kewajiban atas pendidikan putra putrinya. Disampaikan oleh Kepala lembaga itu, bahwa ada tiga anak didiknya yang belum membayar uang SPP selama 12 bulan dan 2 diantaranya tidak membayar seragam, tentu para pendidik yang ada sebagi menerima honor terganggu sebab upah tersebut juga digunakan kebutuhan operasional salah satunya transportasi ke lembaga setiap harinya.
Seorang Kepala TK yang keberatan disebut namanya belum bisa mencari jalan keluar, meskipun pendekatan telah dilakukan kepada orang tua murid, salah satunya menanyakan kapan banyar. Diantara karena mereka sudah ditinggal mati orang tuanya yang lain karena terhimpit ekonomi untuk mempertahankan hidupnya dari ketidak pastian sumbernya.
“Kalau mengingatkan kepada wali murid sudah berulang kali, karena mereka memang kondisinya dari keluarga tidak mampu dan ada yang yatim,” kata ibu Kepala TK. Selasa (23/07/2024).
Memasuki tahun ajaran baru 2024 – 2025 yang sudah berlangsung satu minggu berjalan, mereka semua aktif mengikuti kegiatan belajar meskipun terkadang diantara mereka itu harus di titipkan kepada ibu wali murid lainnya.
“Kalau mereka tidak masuk kami sebagai guru menyadari mungkin tidak ada yang mengantar, sementara orang tuanya kadang sibuk untuk mencari nafkah sebagai tulang punggung. Tidak jarang di titipkan ke wali murid lainnya,” ucapnya.
Untuk menyatakan belum ada kesanggupan membayar biaya tunggakan SPP dan lainnya mereka menyampaikan surat keterangan dari keluarga tidak mampu dan surat kematian.
“Orang tua wakil murid ada yang mengumpulkan surat keterangan tidak mampu dan yang menyampaikan surat keterangan surat kematian,” cetusnya.
Sementara orang tua siswi bernama Tasya ketidakmampuan membayar karena keadaan ekonomi yang tidak mencukupi sebagai buruh tani, kondisi itu diamini wali murid dari Nahla dan Aurel ketidaksanggupan membayar bertanya menyambung hidup setiap hari.
“Kami bukan tidak mau membayar karena keadaan ekonomi yang tidak cukup, kami malu dengan ibu-ibu guru dan wali murid lainnya,” pungkasnya sambil menunduk kepala. (Efendi)