Barometer99- PALEMBANG,- Emisi gas rumah kaca sektor transportasi memiliki andil dalam meningkatkan pemanasan global yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Kendaraan berbahan bakar fosil dituding sebagai biang kerok terjadinya pemanasan global tersebut. Di negara kita, 60 persen pencemaran udara disebabkan asap knalpot kendaraan. Oleh karena itu kehadiran kendaraan listrik merupakan suatu keniscayaan.
Kendaran listrik tak mengeluarkan asap gas buang. Selain dipandang lebih ramah lingkungan, kendaraan listrik juga bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM.
Kendaraan listrik yang ramah lingkungan bukan lagi sekadar gengsi, namun sudah menyangkut kebutuhan. Itulah yang menyadari sejumlah pabrikan kendaraan baik itu roda empat maupun roda dua melirik peluang tersebut.
Dalam beberapa laporan media, Norwegia dan Belanda hanya akan menjual kendaraan listrik mulai 2025, Jerman dan India melakukan hal yang sama mulai 2030. Demikian pula produsen kendaraan di Swedia yang hanya akan memproduksi kendaraan listrik pada 2030. Sementara Inggris melarang penjualan kendaraan nonlistrik setelah 2030 (Kompas, 15/2/2021). Norwegia akan menjadi negara pertama di dunia yang bakal melarang penjualan kendaraan berbasis BBM fosil pada 2025.
Namun, kendaraan listrik dengan harga terjangkau masih sangat terbatas di Indonesia. Tidak semua pabrikan mampu memproduksi kendaraan listrik murah karena dibutuhkan kesediaan serta kemampuan untuk berinovasi. Produsen membutuhkan dukungan kebijakan yang konsisten dari pemerintah dalam bentuk fiskal maupun nonfiskal.
Pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia menghadapi tantangan yang tidak mudah. Padahal Indonesia memiliki cadangan bahan baku yang besar. Transisi elektrisasi kendaraan diperkirakan membutuhkan waktu dan mesti dilakukan bertahap.
Catatan lain, perhitungan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), daya beli masyarakat Indonesia umumnya belum bisa menerima harga mobil listrik yang diatas Rp 600 juta. Sebanyak 70% dari konsumen kendaraan roda empat memilih membeli jenis kendaraan dengan harga dibawah Rp 300 juta. Kendaraan rendah karbon dengan harga murah adalah jenis kendaraan hibrida (hybrid) yang menggunakan mesin bensin dan batarei sebagai sumber tenaganya. Satu-satunya mobil listrik berbasis baterai (BEV) yang dijual dibawah Rp 300 juta adalah Wulling Air EV yang dikeluarkan pabrikan otomotif asal Cina, Wulling Motors.
Sejatinya, Indonesia bisa belajar dari Cina, Amerika Serikat, dan Norwegia dalam membentuk ekosistem kendaraan listrik. Kendaraan listrik di negara-negara tersebut tumbuh pesat lantaran membatasi penjualan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak. Di satu sisi, insentif diberikan dan infrastruktur dikembangkan.
Pajak untuk pembelian kendaraan listrik dihapus. Pendanaan dan subsidi pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) digelontorkan oleh pemerintah di negara-negara tersebut.
Di Norwegia, sejak 1990 seabrek insentif telah diberikan oleh parlemen/pemerintah Norwegia untuk kendaraan beremisi nol (zero emission vehicle/ZEV), khususnya kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Sebut saja pembebasan pajak impor (sejak 1990), pengecualian dari PPN 25 persen untuk pembelian KBLBB, pembebasan pajak jalan (1996-2021), yang kemudian diberlakukan mulai 2022. Sementara , di negara tetangga Norwegia, Eslandia, impor KBLBB juga tidak dikenakan pajaak. Namun, pembebasan PPN (25,5 persen) untuk KBLBB dibatasi sampai dengan nilai 6 juta krone Eslandia (46.000 dollar AS)
Menko Perekonomian Airlamgga Hartarto saat membuka GIIAS 2022 menyebut pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah insentif dan regulasi untuk memdorong penggunaan mobil listrik. Harapannya, ekosistem mobil listrik dengan harga terjangkau bisa terbangun. Pemerintah berencana merevisi Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Listrik Berbasis Baterai.
Rencananya, pemerintah memulai percepatan penggunaan mobil listrik pada momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang akan digelar di Bali, November 2022. Sejauh ini ada sejumlah unit mobil listrik dari Hyundai model Genesis yang akan digunakan oleh para kepala negara G-20. Ada pula mobil listrik dari Toyota Lexus dan Wullling Air EV yang akan digunakan oleh para pejabat tinggi dibawah kepala negara saat KTT G-20.
Proyek percepatan penggunaan kendaraan listrik sangat penting karena penetrasi kendaraan bermotor masih sangat rendah. Hingga akhir September 2021, pangsa pasar kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) memang hanya 0,1 persen (611 unit) terhadap total penjualan kendaraan bermotor sebanyak 627.537 unit (Kompas, 25/11/2021).
Untuk diketahui, pemerintah menargetkan 15 juta kendaraan listrik yang terdiri dari 2 juta unit roda empat dan 13 juta unit roda dua, beroperasi di Indonesia pada 2030. Target tersebut dapat menghemat impor BBM setara 77.000 barel per hari. Penghematan impor tersebut juga berhasil menghemat devisi senilai 1,8 miliar dollar AS dan menurunkan emisi gas karbon sebanyak 11,1 juta ton. Rencana tersebut akan diperkuat dengan membangun infrastrukur berupa SPKLU di 2.400 titik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 10.000 titik sampai 2025. PLN memastikan bahwa pengisian daya kendaraan listrik bisa juga dilakukan di rumah pelanggan, apartemen, pusat perbelanjaan, atau di perkantoran. Dengan demikian pengisian daya untuk kendaraan listrik lebih fleksibel (Kompas, 4/12/2021).
Pabrik batarei mulai dibangun oleh Indonesian Battery Corporation (IBC). Tiga tahun dari sekarang, pabrik itu mulai memproduksi batarei. IBC juga dalam finalisasi akuisisi perusahaan otomotif Jerman, Scooter Engineering, namun sayang upaya akuisisi itu gagal. Pabrikan asal Jerman tersebut kini telah diakuisisi oleh Odin Automotive asal Luxemburg. Ketika akuisisi gagal, strategi lainnya tentu butuh agak lebih panjang. IBC mungkin saja menggandeng PT Pindad, PT LEN, Hyundai, dan sejumlah perguruan tinggi untuk mengembangkan prototipe mobil listrik nasional (Wihana Kirana Jaya, 2022)..
Kita percaya kendaraan listrik adalah masa depan. Masa depan telah hadir meski belum disambut banyak penduduk Indonesia. pengembangan kendaraan listrik harus menjadi bagian dari strategi transisi dan transformasi energi menuju penggunaan energi yang bersih, mempercepat pencapaian netral karbon, dan memperkuat ketahanan energi nasional. Sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap penggunaan kendaraan listrik, pemerintah telah menerbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaran Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.
Sosialisasi yang masif dari pemerintah maupun pemerintah daerah mengenai manfaat pemakaian kendaraan listrik juga harus dilakukan. Untuk mendukung program pemerintah pusat, pemerintah provinsi Sumatera Selatan telah melakukan sosialisasi penggunaan kendaraan listrik melalui kegiatan Drag Race dan Drag Bike Gubernur Championship yang digelar di Jakabaring pada 15 Oktober 2022. Di samping itu, publik pun harus diberi akses seluas-luasnya untuk belajar dan tahu tentang kendaraan listrik. Dan yang tidak kalah penting adalah promosi kendaraan listrik diberbagai media massa juga digencarkan.
Ditulis Oleh: Mahendra Kusuma, SH, MH dan Dr. Sisnayati, ST.,MT, (Dosen Universitas Tamansiswa Palembang)