Barometer99- Mataram – NTB. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) bersubsidi menjadi sorotan semua publik dan kenaikkan BBM tersebut dianggap sangat mencekik rakyat Indonesia.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Nusa Tenggara Barat melakukan Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD provinsi NTB. Senin, (5/9/22).
IMMawan Erwin, Korlap I ( satu ) menjelaskan, kami dari IMM Nusa Tenggara Barat serentak turun ke jalan untuk memulai gendera perang dengan pemerintah republik Indonesia untuk melawan kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM.
Dalam kajian internal kami, kata Erwin, kenaikan harga BBM ini merupakan kedzoliman yang dilakukan Pemerintah pada masyarakat Indonesia yang bukan hanya berdampak pada BBM nya sendiri, melainkan pada seluruh aktivitas masyarakat Indonesia.
“Coba bayangkan traktor Petani, mesin kapal nelayan, motor nya ojek jika tidak bisa menjangkau harga BBM, bagaimana mereka bisa mencari nafkah”, tuturnya.
Disisi lain, lanjut Erwin, minyak dunia sedang turun, maka bagi kami tidak ada alasan pemerintah menaikan harga BBM, dan kami ingatkan pada pemerintah kami akan turun berjilid – jilid sampai harga BBM turun.
Sementar itu, IMMawan Irwansyah Korlap II ( dua ) mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi ini merupakan cara para pemerintah mencekik rakyat Indonesia, semulanya Harga BBM, Pertalite Rp.7.650 menjadi 10.000, Solar Rp.5.150 menjadi Rp.6.800, Pertamax Rp.12.500 menjadi Rp.14.500 tentunya kenaikan BBM sangat merugikan rakyat kecil.
Kami terlahir dari rahim petani, Nelayan, Buruh, dan lain-lain sangat menyesalkan atas kebijakan Pemerintah Indonesia yang tidak pro terhadap rakyat kecil.
“Kami mendesak DPRD provinsi NTB segera menyampaikan apresiasi kami, sebelum kami memanggil DPRD, Dewan Pengkhianat Rakyat,” desakan Irwansyah.
Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda, SH., MH, yang menanggapi tuntutan mahasiswa, akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi menolak kenaikan harga BBM ke Presiden melalui DPR RI.
“Kami sama dengan keinginan masyarakat NTB, menolak kenaikan BBM. Mengenai keputusan, ada di tangan pemerintah pusat,” ujarnya.
Atas nama Lembaga lanjut Isvie, hadir di tengah – tengah mahasiswa dan masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM itu. “Apa yang menjadi tuntutan hari ini akan disampaikan ke DPR RI kemudian dilanjutkan ke Presiden,” pungkasnya.
Syf.