Pendidikan Karakter Di PT sebagai Pilar Membangun Semangat Kebangsaan

Barometer99– Menghayati dan mengamalkan Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka tunggal Ika dan NKRI merupakan harus sebagai warga negara karena dengan begitu apa yang terkandung dalam nilai-nilai luhur diharapkan para pendiri bangsa ini terwujud.

Mereview kegiatan Anggota MPR RI H. Muhamad Nur Purnamasidi hari Jum’at (22/04/2022) lalu melakukan Sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di hadapan ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Jendral Sudirman, Lumajang Jawa Timur.

Bertempat di Aula Kampus Lt.3, didahului dengan acara seremonial menyanyikan lagu Indonesia raya. Thema Sosialisasi “Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi (PT). sebagai pilar membangun semangat kebangsaan.”

Dalam pemaparannya, Bang Pur demikian biasa disapa, menegaskan pentingnya mahasiswa memahani empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka tunggal Ika dan NKRI.

“Sangat penting untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai serta spirit yang terkandung dalam Empat pilar dalam membangun identitas serta karakter sebagai bangsa yang berdaulat secara politik dan berdikari secara ekonomi. Semuanya merupakan satu kesatuan, sebagai bagian tidak terpisahkan.” Ungkapnya.

Dengan memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam spirit empat pilar, diharapkan dapat menjadi filter, tidak terseret pada pemahaman yang sempit, intoleran, merasa diri paling benar serta diskriminatif.

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural, majemuk, namun meski berbeda beda (suku, agama, ras, bahasa), tetapi tetap satu, sebagai bagian warga bangsa dalam NKRI, itulah Legacy luhur bangsa yang BerBhineka tunggal ika” imbuhnya.

Jangan sampai mahasiswa terpapar ideologi transnasionalisme, yang mengusung khilafah, yang nyata-nyata bertentangan bahkan berkehendak menegasikan serta mengganti ideologi Pancasila.

Dalam konteks inilah pentingnya pendidikan karakter, membangun akhlak, serta mental kuat niscaya dilakukan sebagai bagian membangun ketahanan sebagai bangsa. Terlebih dalam era Disrupsi teknologi, dimana beragam informasi berseliweran, ada yang konstruktif, tetapi tidak sedikit pula yang destruktif/hoax.

Infiltrasi (penyusupan) dan influence (pengaruh) budaya asing yang destruktif, bila tidak ada langkah langkah strategis yang bersifat Preventif bisa berakibat fatal.

“Jangan sampai mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa menjadi generasi yang dis-orientasi, generasi “linglung”, generasi yang tercerabut dari akar budayanya sendiri.” Jelas Bang Pur dengan mimik serius.

Kita semua mengharapkan kemajuan teknologi dan modernitas peradaban yang terjadi, tidak membuat distorsi serta mengorbankan nilai-nilai luhur, jati diri, dan budaya bangsa. Pungkasnya.

Sementara itu, Pudholi Sandra, Dari STIH Lumajang berharap dengan kegiatan sosialisasi empat pilar ini para mahasiswa tidak hanya memahami secara tektual, tetapi juga kontekstual, mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Menjadi tanggung jawab bersama untuk membangun kualitas SDM Indonesia yang berkualitas, maju, unggul, berakhlak mulia serta berdaya saing tinggi.”terang dosen STIH yang juga berprofesi sebagai advokat ini. (Fendy’s).

Editor: Msa
Exit mobile version