Barometer99- BIMA – NTB. Masyarakat tani melakukan aksi demontarsi di depan kantor Bupati Bima terkait masalah anjloknya harga bawang merah. Kamis, 18/11/2021.
Anjloknya harga bawang merah terjadi sejak bulan Juli 2021 kemarin. Bawang merah persatu kilogram dihargai sangat murah sekali yakni kisaran harga antara Rp. 6.000 sampai dengan Rp. 10.000. Dengan harga seperti ini sangat mencekik petani bawang merah.
Selain harga jual bawang merah terus menurun, para petani semakin tidak berdaya dengan harga pestisida yang terus merangkak naik dengan harga per botol senilai Rp. 200.000 sampai dengan Rp. 300.000. Bahkan pupuk subsidi di jual melebihi harga eceran tertinggi (HET) dari harga Rp. 112.500 satu Sak kemudian di jual dengan harga yang variatif mulai dari Rp. 150.000/sak sampai Rp. 200.000/sak.
Orator masa aksi mengatakan pada orasinya, kehadiran petani bawang merah hari ini menuntut pemerintah daerah, provinsi dan pusat agar memperhatikan nasib para petani yang ada di Bima.
Lanjutnya, dengan harga bawang merah yang saat ini belum ada kebijakan serius yang dilakukan oleh pemerintah dan harga bawang jauh dari harapan para petani.
“Jangankan mendapatkan untung, kembali modal saja jauh dari harapan kami saat ini,” pungkasnya.
Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putir, S.E, menanggapi tuntutan masa aksi di depan kantornya, kantor ini adalah milik rakyat, dibangun dengan uang rakyat dan rakyatlah yang harus menjaga bagaimana kantor ini tetap berdiri megah menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Bima.
Masih Bupati Bima, tentunya kami pemerintah begitu prihatin, setelah dalam dua/tiga tahun ini masyarakat mendapatkan harga yang cukup baik, tetapi dalam panen terakhir ini kami juga memantau bahwa dan bahkan belum ada pengumpul yang mau membeli hasil panen masyarakat, oleh karena itu bapak dan ibu sekalian yang saya hormati tiada kedukaan yang lebih dalam bagi sosok pemimpin dan pemerintah ketika melihat penderitaan rakyatnya.
“Kepada kementrian perindustrian dan perdagangan untuk mengedepankan peran Bulog di dalam memanfaat dan membeli bawang yang ada di masyarakat lebih khusus yang ada di kabupaten Bima. Saya sudah menerima tuntutan masa aksi, salah satunya bagaimana tersedianya gudang bawang di Kabupten Bima”, ujar Bupati Bima.
Dikatakannya, terkait dengan harga pestisida dan obat-obatan termaksud harga pupuk, pemerintah memang tidak boleh melakukan intervensi, tetapi kami tetap melakukan pengawasan akan penjualan bila melampaui harga eceran yang sudah ditetapkan.
“Tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk meningkatkan harga bawang kita pada kesempatan ini, tetapi upaya yang bisa dilakukan adalah kita mensurati pemerintah provinsi dan pusat untuk menjawab permasalahan yang dihadapi juga oleh Brebes, oleh Demak oleh daerah Sulawesi yang saat ini melakukan panen sama dengan kita dan juga harga yang anjlok”, tuturnya.
Bapak, ibu, walaupun pahit, saya harus mengatakatakan yang sebenarnya kepada masyarakat saya, bahwa hari ini yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah mensurati dan menyampaikan akan kejadian yang dialami oleh masyarakat Kabupaten Bima.
“Ini adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh petani bawang kita”, ujarnya.
Bapak/ibu sekalian sudah tepat hadir untuk menyampaikan kepada rumah rakyat yaitu kantor Bupati.
“Masalah ini tidak akan di jumpai titik temu bila kita tidak mendepakan kepala dingin dalam menyelesaikan permasalahan kita”, pungkas Bupati Bima.
Dan saya nengingatkan kepada saudara dan saudari sekalian bahwa yang kita pikirkan tidak hanya hasil yang menyorot harganya tetapi obat – obatan yang masih ada penjualan pupuk diatas HET dan paketan yang sangat sulit dijangkau oleh para petani kita.
Saya juga didampingi oleh bapak wakil Bupati, Kapolres Bima, bapak Sekda selaku ketua KP3, yang tentunya harus mempertajam fungsi kontrol akan peredaran dan harga pupuk dan obat-obatan di Kabupaten Bima.
“Kepada seluruh masyarakat yang hadir, saya menyampaikan rasa empati yang luar biasa atas anjloknya harga bawang hari ini dan saya berharap kalian semua bisa bersabar sambil kita akan bersurat kepada pemerintah pusat atas kejadian yang dialami oleh masyarakat Bima hari ini”, tuturnya.
Dan yakin saja, kita yang berkumpul hari ini tentunya akan dilihat dan didengar langsug oleh bapak presiden, menteri pertanian dan menteri perdagangan yang Insha Allah akan bersinergi untuk mencarikan jalan keluar terbaik atas masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
“Saya memahami dengan modal harga bibit yang besar, harga obat-obatan yang tinggi ditambah lagi dengan harga pupuk sangat menyulitkan dan hari ini tidak ada yang membeli bawang saudaraku semua”, pungkas Bupati Bima.
Tetapi sekali lagi, saya mengingatkan, bahwa ini tidak hanya dialami oleh masyarakat tani di Bima tetapi dialami juga oleh pentani bawang hampir diseluruh wilayah Indonesia.
“Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kepolisian dan TNI yang sudah mengawal aksi damai hari ini, sekali lagi, kepada bapak dan ibu jangan sampai terprovokasi oleh keadaan yang akan merusak keadaan instabalitas daerah kita”, tutupnya.
Syf-14.