Berita  

Krisis Empati di RSUD NTB: Jenazah Bayi Pulang dengan Taksi Online, Anggota DPRD Provinsi Pertanyakan Nurani Manajemen Rumah Sakit

Barometer99.com, Mataram-NTB- Tragedi memilukan yang terjadi di RSUD Provinsi NTB baru-baru ini menuai kecaman luas. Seorang bayi asal Sumbawa yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut dipulangkan menggunakan taksi online, bukan dengan mobil ambulans seperti seharusnya. Peristiwa ini memicu reaksi keras dari anggota DPRD NTB, yang menilai kejadian ini mencoreng nilai kemanusiaan.

Marga Harun, politisi muda dari Fraksi PPP yang juga merupakan anggota Komisi I DPRD NTB, mengungkapkan keprihatinannya dan mengecam keras manajemen RSUD NTB atas kejadian tersebut. Menurutnya, insiden ini bukan sekadar soal kendaraan yang digunakan, tetapi juga soal hilangnya rasa empati dan kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan.

“Ini bukan cuma soal kendaraan. Ini soal rasa kemanusiaan yang hilang. Masa jenazah bayi dipulangkan pakai taksi online? Di mana hati nurani manajemen RSUD?” ujar Marga Harun.

BACA JUGA :  Merasa Difitnah, Kapolsek Bolo Resmi Polisikan Akun Badai NTB 

Marga juga menegaskan bahwa DPRD NTB akan segera memanggil pihak RSUD NTB dan Dinas Kesehatan untuk meminta klarifikasi terbuka terkait kejadian ini. Ia meminta evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan di rumah sakit milik pemerintah tersebut, termasuk SOP, fasilitas, hingga alokasi anggaran yang seharusnya menjamin pelayanan yang layak dan berempati.

“Kami akan pertanyakan semuanya, dari SOP hingga anggaran yang seharusnya digunakan untuk menjamin pelayanan. Jangan sampai rakyat merasa seperti beban di mata negara,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur RSUD NTB, Lalu Herman Mahaputra, atau yang akrab disapa Dr. Jack, memberikan klarifikasi terkait peristiwa ini. Ia menjelaskan bahwa Yuliana, ibu bayi yang meninggal, datang ke rumah sakit pada Jum’at (4/4) dengan keluhan tidak merasakan gerakan janin. Setelah dilakukan pemeriksaan, janin dinyatakan mengalami Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR) pada usia kehamilan 24 minggu 5 hari. Proses terminasi kehamilan dilakukan, dan pada Sabtu (6/4), janin lahir dengan berat 650 gram.

BACA JUGA :  Kapolda Sumsel Pimpin Pembukaan Rekernis FT. Lantas 2022 Polda Sumsel Di Lapangan Apel Mapolda Sumsel

Dr. Jack menjelaskan lebih lanjut bahwa biaya pemulangan jenazah pasien yang meninggal dunia di RSUD NTB tidak ditanggung oleh BPJS. Biasanya, biaya ini ditanggung oleh pihak keluarga. Meski demikian, rumah sakit memiliki dana sosial yang bisa digunakan untuk membantu pasien yang kurang mampu, dan dalam beberapa bulan terakhir, RSUD NTB sudah memfasilitasi pemulangan jenazah dari berbagai daerah, termasuk Bima, Dompu, dan Lombok Tengah.

“Dalam dua bulan terakhir, RSUD NTB sudah memfasilitasi pemulangan lima jenazah, termasuk dari Bima, Dompu, dan Lombok Tengah. Rumah sakit tetap menjalankan fungsi sosial dengan membantu pembiayaan pemulangan jenazah, membayar denda pelayanan BPJS, hingga memberikan bantuan biaya hidup bagi pasien dan keluarga,” ungkap Dr. Jack.

BACA JUGA :  Kunjungan Kerja Pangkostrad Di Madivif 2 Kostrad

Namun, Ia menambahkan bahwa meskipun rumah sakit sebenarnya bisa membantu, pihak keluarga, dalam hal ini bibi dan nenek bayi, memilih untuk segera memulangkan jenazah dengan taksi online karena khawatir jenazah mengeluarkan bau tidak sedap. Keluarga juga tidak mengetahui adanya upaya rumah sakit untuk mencari solusi pemulangan yang lebih layak.

Dr. Jack menegaskan bahwa RSUD NTB tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, termasuk berupaya menjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB untuk membantu pemulangan jenazah pasien yang meninggal di rumah sakit tersebut.

“RSUD NTB tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik, termasuk menjajaki kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota di NTB guna membantu pemulangan jenazah pasien yang meninggal di rumah sakit ini,” tutupnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *