Slamet Riansyah Putra Asli Tanjung Enim, Raih 4 mendali Untuk Papua Di Cabor Altetik Peparnas Papua

Barometer99- TANJUNG ENIM,- Selamat Riansyah (30) lahir di Tanjung Enim pada tanggal 28 November 1991, pemuda penyandang disabilitas, bak muntiara dengan Kilauan peritasi di Pekan Paralimpik Nasional (Papernas) XVI yang di gelar di stadion Lukas Enembe Jaya Pura,

Dalam Pekan Paralimpik Nasional (Papernas) XVI yang di gelar di stadion Lukas Enembe Jaya Pura,di ikuti Penyandang Disabilitas dari 34 Provinsi dengan 12 Cabor yang di perlombakan. Dari cabang Atletik Slamet berhasil memboyong 4 Medali sekaligus.Medali yang di raihnya antara lain jarak 800 M meraih medali emas, lari jarak 400 M meraih medali emas dan lari jarak 200 M juga medali emas, sedangkan untuk lari estafet dengan jarak 4x 100 M meraih medali perak.

Slamet mempersembahkan Ke 4 medali tersebut sebagai atlet utusan Provinsi Papua. Semua pertasi dan mendali yang selamat peroleh sangat di sayangkan bukan di persembahkan dan di sumbangkan untuk tanah kelahiran, kabupaten Muaraenim maupun Sumatera Selatan, Selamat mewakili kontingan dari Papua.

Dalam penuturannya Slamet bercerita kepada awak media yang berkunjung di kediaman nya di Jalan Batu Raja RT 03 RW 02 Talang Gabus,Kelurahan Pasar Tanjung Enim,Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Kamis (25/11/2021).

Menurut Slamet mengapa dirinya bisa mewakili Provinsi Papua dalam ajang ini.Awal nya beliau mengikuti test atau seleksi di Palembang tapi disana test jarak pendek 100 M,sedangkan dirinya jarak menengah,lalu dirinya di salurkan oleh salah seorang pengurus untuk ke Papua.Akhirnya segala biaya akomodasi dan transportasi serta lainnya langsung di biayai oleh Papua.

Di bumi cendrawasih ini dirinya di sambut sangat baik oleh pemerintah daerah Papua.”saya bangga sama kamu”ucap gubernur Papua,menurut penuturan Slamet.

Dari keberhasilan nya itu selain memboyong 4 medali ke tanah kelahirannya,Slamet juga mendapat uang tunai sebagai hadiah tambahan dari Presiden Ir.Joko Widodo atas keberhasilannya memecahkan rekor.

“Hadiah tambahan dari pak Jokowi sebesar 5 juta,karena saya memecahkan rekor di jarak menengah 400 M,”ungkap Slamet.

Selanjutnya kata Slamet” untuk kelas 400 M,rekor tahun lalu di pegang oleh atlet Papua dengan waktu 1 menit 8 detik dan rekor yang saya pecahkan ini karena saya mampu dengan waktu 50 detik”tambahnya.

Masih menurut Slamet”nanti bulan Januari saya di panggil lagi ke Papua untuk menerima hadiah dari gubernur Papua dan berdasarkan info pak Jokowi juga langsung hadir kesana”ucapnya.

Ditanya hal pendapatan dari pencapaian tersebut,sambil tersenyum Slamet mengatakan.”kalo sekarang saya dapat untuk biaya pulang saja,dari pemerintah Papua 2 juta,tapi nanti dipanggil lagi di bulan Januari untuk menerima hadiah sebesar 1 Milyar 50 juta dari pemerintah daerah Papua”ucapnya dengan nada yang lembut.

Sementara Ayah Slamet ketika diwawancarai awak media mengatakan rasa syukur atas keberhasilan anaknya.”saya sangat bersyukur atas prestasi ini,saya pesan pada anak saya,jangan lekas bangga dan puas,terus raih prestasi agar kedepannya lebih baik,jangan sombong dan selalu bersyukur atas nikmat dan rezeki yang Tuhan berikan”ungkapnya dengan mata yang berbinar binar.

Sementara Muryani ibunya juga merasa bersyukur atas apa yang di capai anaknya ini,”semua ini hasil dari latihan nya selama ini,dan saya sangat mendukung serta berdoa agar kedepannya anak saya tetap memberikan yang terbaik bagi dirinya,bagi keluarga maupun bagi daerah yang di wakilinya,saya sangat bangga dengan anak saya yang sudah menorehkan prestasi,tapi pesan saya jangan mudah puas dan tetaplah berlatih”ungkap Muryani dengan tetesan air mata bahagianya.

Terlahir dari keluarga yang sederhana,pemuda penyandang disabilitas ini sejak kecil memang sudah senang berolah raga.Tapi bagi Slamet Riansyah (30) yang lahir di Tanjung Enim pada tanggal 28 November 1991.

Pantauan media, Selamat’ Riansyah anak ke 4 dari 5 bersaudara dari pasangan ayah Mariyadi dan ibunya Muryani ini,dirinya memang sangat menyukai Cabang Olahraga (Cabor) atletik atau lari.

Penulis: Fitra/palendraEditor: Yon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *