Indonesia Terus Serukan Perlucutan Senjata Nuklir di Badan Energi Atom Dunia

Barometer99, AUSTRIA | Indonesia menilai bahwa ancaman senjata nuklir masih nyata dan memicu perlombaan senjata nuklir. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi dalam General Conference (GC) ke-65 Badan Energi Atom Dunia, IAEA, di Wina, Austria (20/9).

Dalam pernyataan nasional yang disampaikan melalui video tersebut, Menlu RI juga menyebut bahwa tenaga nuklir seyogyanya dimanfaatkan kemaslahatan umat manusia di masa depan.

IAEA diminta memainkan peran mempromosikan nuklir untuk tujuan damai, termasuk dengan menyebarkan ilmu pengetahuan nuklir kepada negara berkembang, melalui program technical cooperation, dengan tujuan untuk memajukan negara berkembang dan Kerja Sama Selatan-Selatan

Menlu Retno mengapresiasi penghargaan yang diberikan Organisasi Pangan Dunia (FAO) dan Badan Atom Energi Dunia (IAEA) bagi Indonesia berupa Outstanding Achievement Award di bidang pemuliaan mutasi tanaman dan Biotechnologi yang menyertainya. Penghargaan ini merupakan kali kedua Indonesia menerima penghargaan serupa atas peran Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) yang sejak tahun 2013 telah berpengalaman mengembangkan teknologi nuklir di sektor dan berhasil menciptakan 23 ragam baru padi. Sebelumnya Indonesia menerima penghargaan pada 2014.

Menlu Retno juga menegaskan bahwa kemampuan Teknik nuklir tidak terbatas, termasuk dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi pandemi saat ini, dan juga pandemi di masa depan.

Wakil Tetap RI di Wina, Duta Besar Dr. Darmansjah Djumala, menjadi Ketua Delegasi pada pertemuan yang juga diikuti K/L terkait seperti BAPETEN dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengikuti persidangan secara virtual dari Jakarta.

Konferensi Badan Energi Atom Dunia ke-65 ini berlangsung hingga 24 September 2021. GC merupakan Konferensi tahunan di Markas PBB Wina sejak tahun 1956 yang diselenggarakan bagi negara-negara anggota IAEA untuk menentukan arah kebijakan IAEA dalam menjamin penggunaan energi dan teknologi nuklir semata-mata untuk tujuan damai.

Sumber : KBRI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *